Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jawa Barat kian memprihatinkan. Hingga saat ini, tercatat ada 11.729 kasus DBD.
Penjabat (Pj) Gubernur Jabar, Bey Machmudin mengatakan, sebanyak 105 warga meninggal dunia akibat infeksi penyakit yang disebabkan nyamuk aedes aegypti tersebut.
“Sampai hari ini ada 11.729 kasus, 105 orang meninggal,” kata Bey di Gedung Sate, Senin (25/3).
Lebih lanjut, Bey mengaku sudah melakukan berbagai upaya dalam menekan kasus DBD. Terlebih saat ini dirinya meminta seluruh dinas kesehatan di kabupaten dan kota di wilayah Jabar untuk dimasifkan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan gerakan 3M plus.
3M Plus itu antara lain menguras tempat penampungan air, kemudian menutupnya dan mengolah kembali barang bekas yang dapat membuat adanya genangan air, seperti ban bekas, kaleng, harus dilakukan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti pembawa DBD.
“Berusaha menekan penekanan kasus penyeberanya yaitu pertama lebih masif lagi gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan 3M plus dan kami juga meminta kepada kepala daerah untuk lebih turun bersama masyarakat melakukan pembersihan sarang nyamuk itu dan kesiapan tenaga kesehatan,” lanjutnya.
Dirinya menambahkan, ada 4 wilayah paling tinggi kasus DBD selama tahun ini. Wilayah tersebut yakni Kota Bandung, Kota Bogor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Subang.
“Untuk wilayah yang paling banyak terjangkit kasus DBD, di Subang, Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Bogor Kota,” tambahnya
Selain itu, dirinya meminta agar masyarakat agar segera melakukan tes apabila dari anggota keluarganya menemukan gejala seperti DBD. Terlebih saat ini sudah tersedia alat rapid test khusus di Puskesmas.
“Kesiapan tenaga kesehatan dan NS1 itu alat yang bisa mengetahui secara cepat apakah seseorang itu mengidap DBD,” tandasnya. (Bagus Ismail)
© Copyright 2024, All Rights Reserved