Ada tujuan mulia dalam kebijakan memisahkan kepolisian dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) atau Tentara Nasional Indonesia (TNI) saat ini.
Hal itu disampaikan Koordinator Gerakan Indonesia Bersih, Adhie Massardi, pada acara Webinar yang digelar kantor Berita Politik RMOL dengan Tema “5 Oktober, Menjaga TNI, Menjaga Indonesia”, Kamis (1/10).
“Memisahkan Kepolisian dari ABRI bertujuan agar polisi jadi Bhayangkara demokrasi,” sebutnya.
Ia menjelaskan, sebagai Bhayangkara demokrasi kepolisian harus mengawal berjalannya sistem politik demokrasi secara konsisten, memastikan masyarakat tetap memiliki kebebasan mengemukakan pendapat dan persaingan di Pemilihan Umum berlangsung jujur-adil.
“Karena demokrasi itu perlu pengawalan yang berintegritas dengan menempatkan setiap warga negara bersamaan di hadapan Undang-undang,” terangnya.
Adhie mengaku belum sreg dengan cara kepolisian dalam menjalankan perannya sebagai Bhayangkara Demokrasi. Salah satunya soal netralitas dan ketegasan kepolisian dalam memastikan aturan berlaku untuk semua kontestan sehingga Pemilu berjalan secara jujur dan adil.
“ Hak memilih dan hak dipilih rakyat harus dijaga sungguh-sungguh. Jika ada kontestan politik yang melakukan politik uang, melanggar aturan Pemilu polisi harus bertindak,” tandasnya.
Bagi Adhie, sejatinya polisi yang adil dan netral akan jadi jaminan Indonesia jadi negara demokrasi yang adil dan sejahtera jauh dari rongrongan korupsi yang ia tenggarai cikal bakalnya dari praktek Pemilu yang tidak Jurdil dan massifnya praktek politik uang.
© Copyright 2024, All Rights Reserved