Sastrawan Aguk Irawan menyebutkan radikalisme dapat dibendung dengan aktifitas kreatif, salah satunya adalah menulis. Menurutnya, dengan menulis hal-hal yang baik membuat orang berpikir baik dan rasional.
Namun, untuk menjadi penulis yang baik, lanjut Aguk, seseorang harus menambah wawasan dan membiasakan berpikir untuk memahami sesuatu serta melihat sudut pandang berbeda dari sebuah fenomena.
"Tapi tak hanya menulis, harus dibarengi dengan membaca dan bertanya kepada ulama. Untuk dapat menulis dengan baik, harus banyak membaca, terus berpikir, konsisten dan istiqomah," ujarnya, Minggu (24/11).
Selain itu, kata Aguk, orang yang banyak membaca akan relatif lebih bahagia daripada yang tidak banyak membaca. Kebahagian akan bertambah jika orang tersebut bisa menumpahkan ide gagasan dan pandangannya dalam karya tulis.
"Apalagi, menulis merupakan bentuk amal jariyah. Sebab, dapat menginspirasi orang banyak," ucapnya.
Namun, tak selama menulis akan jadi kebaikan karena kalau materi tulisan yang dibuat menyesatkan apalagi hingga membuat orang keluar dari akidah maka tulisannya bisa merusak peradaban.
"Jika ada buku, tulisan atau ceramah yang isi hanya menyalahkan orang lain terus, lalu mereka senang mengkafir-kafirkan. Bahkan kepada sesama muslim, tanpa ada menyampaikan referensi yang jelas. Sebaik model seperti ini perlu dihindari, karena dia sudah menganggap dirinya paling benar," pungkasnya.[son]
© Copyright 2024, All Rights Reserved