Mural bernada kritik terhadap pemerintah terus bermunculan di berbagai daerah meski tak lama kemudian dihapus oleh aparat setempat. Sebagian kalangan berpandangan bila fenomena itu tanda-tanda pemerintah mulai kehilangan kepercayaan dari masyarakat.
Hal senda disampaikan aktivis, Haris Rusli Moty. Bahkan ia menyebut aksi para seniman mural ini berhasil mengalahkan kesombongan dan kebodohan BuzzerRp atau pendengung bayaran dari istana.
“Pamor pemerintahan Joko Widodo dan Lord Luhut Binsar Pandjaitan jatuh oleh seniman mural dan aktivis graffiti action,” ujarnya dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Senin (6/9).
Haris Rusli Moty menilai konten mural yang dimuat di dinding mengandung pesan moral yang sangat cerdas. Hal ini berbeda dengan konten kebodohan yang dilakukan pendengung bayaran.
Ia mengatakan, pesan mural itu terinspirasi dari wailing wall atau tembok ratapan di Yerusalem. Bahkan pengaruh tembok ratapan juga menjalar ke dunia virtual. Seperti wall facebook, wall twitter dan sebagainya.
“Begitulah seniman mural berjuang. Sebelumnya mereka menulis dan melukis di dinding Facebook, dan lain-lain. Kini di tembok jalanan,” pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved