Masyarakat Korea memiliki tingkat kreativitas yang tinggi hingga digandrungi anak muda seluruh dunia. Kunci dibalik itu semua adalah rasa cinta terhadap pendidikan.
Hal itu diungkapkan Dosen UIN Syarif Hidayatullah Dr. Ali An Sun-Geun dalam acara diskusi yang digelar secara hybrid bertemakan ASEAN-Korea Cooperation Onwards; Outlining ROK’s Advanced Policy in ASEAN, Selasa (2/11).
" Rasa Cinta pada pendidikan yang sangat tinggi membuat orang Korea Selatan memiliki kreatifitas tinggi,” kata Dr. Ali, seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL.
Dia menuturkan, cinta terhadap pendidikan sudah ditanamkan sejak usia dini dan dimulai dari keluarga masing-masing. Para orang tua selalu mendorong anak-anaknya untuk kuliah dan lulus jadi sarjana.
Menurut Dr. Ali, tingginya tingkat pendidikan di Korea Selatan mendapat pujian dari Barrack Obama.
Tak cepat berpuas diri, pemerintah Korea Selatan terus melakukan berbagai terbosan dalam meningkatkan tingkat pendidikan dan menggencarkan pembangunaan.
"Salah satu new job development di South Korea adalah gerakan pembaruan desa. Walaupun terjadi peperangan bisa dalam waktu yang pendek memajukan bangsa Korea Selatan begitu cepat dan pesat perekonomian,” tuturnya.
Dulu, kata Dr. Ali, Korea Selatan kerap meminta bantuan internasional untuk dapat mensejahterakan masyarakatnya. Namun demikian, saat ini Korea Selatan justru memberikan banyak bantuan kepada masyarakat dunia.
“Ada suatu hikmah dari Allah SWT kami ada empat musim semi panas gugur dan salju. Setiap musim berlaku kami bersiap ketiga empat bulan untuk planning system sudah ada di salah satu juga pengaruh hidayah Allah,” katanya.
Dr. Ali menceritakan pengalamannya menulis buku yang berjudul sama dengan sebuah syair Arab. Hal itu didasarinya untuk mendorong masyarakat dunia dapat belajar dari kegigihan Korea Selatan dalam membangkitkan bangsanya.
Apalagi saat ini, banyak dari anak Indonesia yang ingin belajar dan melancong ke Korea Selatan. Tidak hanya itu, saat ini banyak anak muda di dunia yang saking cintanya pada artis K-POP seperti BTS dan Army.
"Saya pernah menulis buku tentang carilah ilmu ke negeri korea, waktu di Muhammadiyah. Bapak Din Syamsuddin telah mendorong, untuk memproduksikan buku itu, bukan carilah ilmu sampai ke negeri China,” tutupnya.
The Korean Center of RMOL ini digelar secara hybrid yang dimulai pukul 10.00 WIB dan terpusat dari Rumah Djan, Jalan Talang, Menteng, Jakarta Pusat.
Acara ini terbagi dalam tiga sesi dengan pembukaan sambutan dari Dutabesar Korea Selatan untuk ASEAN, Lim Sungnam; Dutabesar Indonesia untuk Korea Selatan, Gandi Sulistyanto; dan Ketua Pusat Dialog dan Kerjasama Peradaban, Prof Din Syamsuddin.
Adapun pembicara yang hadir secara langsung yakni Menteri Konselor Korea Selatan untuk ASEAN, Baek Yongjin; anggota Komisi I DPR RI Fraksi Partai Golkar, Dave Akbashah Laksono; Dosen Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah.
Berikutnya dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Ali An Sun-geun dan Rahmi Fitriyanti; dan Managing Director Korea Kini, Teguh Santosa.
© Copyright 2024, All Rights Reserved