Data terakhir Selasa (7/6), hewan ternak yang dinyatakan positif Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kota Bandung terus bertambah.
Wabah PMK sudah tersebar di 3 kecamatan, yaitu di Cibiru 69 ekor, Babakan Ciparay 50 ekor dan Bandung Kulon 18 ekor.
"Kematian sapi akibat wabah PMK di Kota Bandung juga sudah terjadi di Babakan Ciparay," kata Anggota Komisi B dari Fraksi PKS Kota Bandung, Asep Mulyadi, dalam keterangan tertulis yanh diterima redaksi.
Asep mendorong Pemerintah Kota Bandung melalui dinas terkait seperti DKPP (Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian) Kota Bandung agar serius menangani wabah tersebut.
Apalagi, kata dia, saat ini menjelang pelaksanaan ibadah kurban yang bersamaan dengan Idul Adha 1443 H.
“Peraturan Wali Kota terkait PMK perlu segera dikeluarkan. Satgas PMK di Kota Bandung pun perlu segera dibentuk dan bekerja cepat menangani PMK di Kota Bandung.”, ungkap Asep.
“Dampak utama PMK ialah kerugian ekonomi yang luar biasa karena 90% peternakan di Indonesia mayoritas oleh peternakan sapi rakyat. Oleh karena itu, pemerintah harus berhati hati jangan serta merta menetapkan status KLB (Kejadian Luar Biasa) untuk PMK Kota Bandung agar masyarakat, terutama peternak mendapatkan perlindungan maksimal.” lanjutnya.
Asep pun menilai edukasi publik terkait PMK harus dilakukan baik bagi para peternak maupun masyarakat umum.
Pemerintah Kota Bandung pun didorong aktif dalam proses pencegahan PMK, menggunakan alat alat sanitasi.
Memberikan Bahan bahan sanitasi untuk seluruh peternak sehingga peternak bisa melakukan proses sanitasi secara mandiri.
Asep kemudian memberikan masukan untuk pemerintah.
“Menurut pakar, Guru Besar Nutrisi Gizi Ternak Ruminansia, Prof. Hendrawan, menyatakan bahwa tidak ada obat untuk PMK kecuali vaksinasi. Obat yang diberikan hanya memperkecil ruang lingkup penyebaran virus. Oleh karena itu produksi vaksin perlu menjadi perhatian serius pemerintah untuk disegerakan”tandasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved