Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat menjadi bagian paling penting dan signifikan dalam kampanye Jawa Barat menanggulangi dan melawan Covid-19.
Unit Pelayanan Teknis Daerah milik Dinas Kesehatan Jawa Barat menjadi laboratorium rujukan provinsi dalam pemeriksaan sampel Covid-19, baik yang dilakukan melalui metode rapid diagnosis test (RDT) maupun polymarese chain reaction (PCR).
Menurut Penanggungjawab Laboratorium dr Ryan B Ristandi, Balai Laboratorium Kesehatan Jabar telah mengambil sampel dari empat klaster penyebaran Covid-19, yakni Klaster Seminar Anti Riba Bogor, GPIB Bogor, GBI Lembang, dan Musda Hipmi.
“Kami merupakan laboratorium rujukan provinsi untuk Covid-19 ini. Jadi semua hasil swab test terkait Covid-19 semuanya diperiksa dengan PCR di kami, termasuk di empat klaster tersebut,” ucap Ryan, Jumat (3/4).
Menurutnya, saat ini Balai Laboratorium memiliki kemampuan memeriksa 96 sampel per hari. Namun dalam dua minggu terakhir sampel terus berdatangan secara cepat sehingga kini Balai Lab sudah punya antrean hingga 300 sampel.
Untuk itu, Balai Laboratorium Jabar harus memprioritaskan sampel mana saja yang harus lebih dulu keluar, guna mengetahui epidemologi atau peta persebaran virus positif di Jabar.
“Satu kali swab test idealnya hasil sudah keluar lima jam. Tapi karena sudah ada 300- 400 sampel yang mengantre, kami harus memprioritaskan sampel mana yang harus duluan keluar hasilnya,” ungkapnya.
Untuk memeriksa sampel Covis-19, Balai Laboratorium Jabar bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung serta Pusat Nanosains dan Nanoteknologi Institut Teknologi Bandung.
“Selain dengan Unpad, kami juga sinergi dengan STIH terutama dalam PCR,” ujarnya.
Balai Laboratorium Jabar juga sedang mempersiapkan laboratorium satelit bersama Institut Pertanian Bogor untuk penanganan Covid-19 di wilayah Bogor Depok Bekasi. Dengan dengan tes swab dapat dilakukan secara mandiri agar deteksi serta penanganan lebih responsif tanpa harus menunggu Pemerintah Pusat.
Dalam kompetensinya, Balai Laboratorium Jabar atau dikenal juga dengan Labkesda Jabar telah mengantongi sertifikat Laboratorium Penguji dan Laboratorium Medik dari Komite Akreditasi Nasional.
Selain itu, Balai Laboratorium Jabar juga memiliki sertifikat Bio Safety Laboratory 2 Plus dari World Health Organization (WHO).
“Sertifikat ini dikeluarkan bagi laboratorium yang telah memiliki sistem keamanan tes virus terutama untuk petugas sesuai standar WHO,” katanya.
Bagian dari Bio Safety Laboratory WHO, Balai Laboratorium Jabar memiliki bio safety cabinet, yakni sebuah lemari khusus untuk menyimpan sampel virus dengan steril dan aman sehingga tidak bocor dan membahayakan masyarakat.
”Bio safety cabinet ini merupakan lemari khusus yang semakin meningkatkan keamanan petugas laboratorium,” imbuhnya.
Saat ini Balai Laboratorium Jabar telah memiliki tiga alat PCR dengan proses ekstraksi dilakukan secara manual. Namun dalam waktu dekat, Balai akan mendapat tambahan alat PCR dua unit dan ekstraksi dua mesin.
“Selama ini bottleneck-nya saat ekstraksi karena masih manual. Tapi dengan ada bantuan mesin, proses akan lebih cepat,” tandasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved