Habib Rizieq Shihab (HRS) beredar di banyak titik di nusantara dinilai sebagai bentuk perlawanan terhadap neo PKI. Bahkan lebih jauh bentuk kecintaan umat Islam kepada ulama." itemprop="description"/> Habib Rizieq Shihab (HRS) beredar di banyak titik di nusantara dinilai sebagai bentuk perlawanan terhadap neo PKI. Bahkan lebih jauh bentuk kecintaan umat Islam kepada ulama."/> Habib Rizieq Shihab (HRS) beredar di banyak titik di nusantara dinilai sebagai bentuk perlawanan terhadap neo PKI. Bahkan lebih jauh bentuk kecintaan umat Islam kepada ulama."/>
Baliho bergambar Imam Besar Front Pembela Islam, Habib Rizieq Shihab (HRS) beredar di banyak titik di nusantara dinilai sebagai bentuk perlawanan terhadap neo PKI. Bahkan lebih jauh bentuk kecintaan umat Islam kepada ulama.
Hal itu dikatakan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (13/8).
"Alhamdulillah dengan penuh syukur kepada Allah saya panjatkan atas respon umat Islam yang istiqomah terhadap pembelaan agama dan ulamanya khususnya Imam Besar Habib Rizieq Syihab dengan bentuk kecintaannya kepada beliau dengan memasang baliho sebanyak-banyaknya se-Indonesia," ujar Novel.
Pemasangan baliho ini, kata Novel, juga diakibatkan adanya dugaan gerakan neo PKI yang dianggap anti agama dan ulama.
Novel mencontohkan bahwa hal itu tampak dalam aksi 27 Juli 2020 di depan Gedung DPR/MPR RI Jakarta. Di mana dalam aksi itu ada insiden perusakan dan usaha membakar baliho bergambar HRS.
"Jadi sudah diduga kuat demo tersebut sebagai bentuk kekecewaan para neo PKI dengan tidak jadi RUU HIP menjadi UU karena jelas ditolak umat Islam lintas ormas dan lintas daerah," kata Novel.
Akibatnya perusakan banner bergambar HRS itu, umat Islam berlomba-lomba memasang baliho dengan ukuran besar di sejumlah titik, khususnya di wilayah Jabodetabek.
"Dengan perusakan 1 poster, umat Islam yang istiqomah memasang ribuan, mungkin bisa jutaan poster di seluruh Indonesia. Ini kecintaan kami kepada agama dan ulama dalam melawan gerakan PKI gaya baru atau neo PKI yang membenci dan menantang ulama," demikian Novel.
© Copyright 2024, All Rights Reserved