Banyaknya masalah pertanian di Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang dikeluhkan para petani disampaikan secara langsung Tb Ardi Januar kepada Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono. Secara gamblang, Tb Ardi Januar memaparkan apa yang menjadi keluhan para petani di KBB selama bertahun-tahun dan belum terakomodir pemerintah daerah.
Tb Ardi Januar yang juga Bakal Calon (Balon) Bupati Bandung Barat dari Partai Gerindra mengapresiasi kehadiran koleganya di Gerindra yang kini menjabat Wakil Menteri (Wamen) Pertanian. Pasalnya, yang bersangkutan bersedia menghadiri acara temu wicara bersama DPD Tani Merdeka Indonesia dan DPD Pedagang Pejuang Indonesia Raya (PAPERA) Jawa Barat di Kecamatan Cihampelas, KBB.
Kang Tebe sapaan akrab Tb Ardi Januar menyampaikan, berbagai kebutuhan petani di KBB mulai dari kebutuhan pembangunan irigasi, jalan usaha tani, teknologi modern buat petani kecil dan menengah, fasilitas penyimpanan hasil panen, kredit pertimbangan, kewirausahaan, agribisnis, hingga pengenalan komoditas baru dengan nilai ekonomi tinggi.
"Aksesibel ke pemerintah pusat, kerja sama pemda dan pusat lebih baik, saya meyakini sektor pertanian KBB bisa lebih sejahtera dan berkelanjutan," tegas Kang Tebe saat dihubungi, Minggu (28/7).
Diakui Kang Tebe, dirinya kerap berkeliling hampir ke seluruh wilayah untuk bicara dan banyak mendengar keinginan, kebutuhan, serta harapan masyarakat yang disebutnya "belanja masalah".
"Tentunya ada harapan pertanian di KBB bisa bangkit. Akan tetapi pemimpin KBB ke depan selain harus bisa memahami masalah, tentu bisa menciptakan solusi serta inovasi," terangnya.
Selain KBB dikenal dengan pariwisatanya, dia menyatakan, pertanian di KBB merupakan tulang punggung masyarakat. Sebab secara garis besar, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi sebesar 12,73% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) KBB pada 2023, dengan nilai sebesar Rp7,2 triliun.
"Walaupun kontribusi ini signifikan, pertumbuhan sektor ini mengalami fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir, dengan perlambatan pertumbuhan sebesar 1,59% pada 2023," katanya.
"Kabupaten Bandung Barat memiliki potensi pertanian yang sangat besar dengan berbagai komoditas unggulan, seperti padi, teh, kopi, dan hortikultura," sebutnya.
Wakil Sekjen DPP Gerindra ini pun memaparkan, produksi padi di KBB mencapai 2.068 ton pada 2022, dicapai dari luas panen sebesar 578 hektar. Daerah utama penghasil padi ini ada di Kecamatan Gununghalu, Cipatat, dan Rongga. Sedangkan untuk komoditas teh dan kopi mengandalkan Kecamatan Lembang dan Parongpong.
"Adapun produksi hortikultura, terutama cabai besar, mengandalkan daerah Lembang dan Cisarua," jelasnya.
Kondisi pertanian di KBB, dia mengatakan, tidak sedikit petani gurem (perseorangan) hanya menguasai kurang dari 0,5 hektar pertanian. Kondisi tersebut tersebar di sebagian besar KBB.
Padahal, lanjut Kang Tebe, dari total 156.815 rumah tangga usaha pertanian, 143.092 di antaranya adalah petani gurem. Artinya, 91,25% dari total petani adalah petani gurem.
"Dan salah satu tantangan utama petani di KBB adalah kekeringan. Semua aspirasi petani selama saya keliling di KBB sudah saya sampaikan langsung ke Pak Wamentan," bebernya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved