Kemarau panjang mengakibatkan biaya produksi para peternak sapi perah di Bandung Utara membengkak. Pasalnya, pakan hijauan konsumsi sapi perah hilang akibat kekeringan berkepanjangan.
Musim kemarau juga mengakibatkan biaya pengeluaran Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang turut naik.
Ketua KPSBU Lembang, Dedi Setiadi mengatakan, kemarau panjang yang terjadi telah berimbas negatif terhadap ketersediaan pakan hijauan bagi sapi-sapi perah yang ada di Bandung Utara.
"Nah, akibat berkurang memang persoalannya naik ke masalah biaya peternak (sapi perah di Bandung Utara)," ucap Dedi saat ditemui, di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Sabtu (30/9).
Dikarenakan berkurangnya pakan hijauan, dia menerangkan, para peternak sapi perah harus membeli sejumlah pakan agar tetap bisa produksi susu sapi segar seperti, membeli jerami dan membeli daun jagung yang mana dulu kedua pakan alternatif tersebut bisa didapat secara gratis.
Nahasnya, lanjut Dedi, dikarenakan musim kemarau panjang ini, jerami pun sulit didapat seperti halnya rumput akibat kekeringan lahan sehingga, biaya produksi di tingkat peternak naik.
"Bukan hanya naik tetapi juga sulit didapat," ungkapnya.
Akibat kedua pakan alternatif seperti jerami dan daun jagung sulit didapat, dia memaparkan, para peternak sapi perah saat ini kembali memanfaatkan gedebog (batang pisang) yang dulu sudah tidak pernah digunakan lagi untuk pakan sapi perah karena menambah tenaga bagi para peternak untuk mengolahnya.
"Dan itu pun beli sehingga, ini meningkatkan biaya produksi di tingkat peternak," katanya.
Dibeberkan Dedi, naiknya biaya produksi tidak hanya dialami peternak sapi perah namun, biaya yang harus dikeluarkan KPSBU juga turut naik untuk membeli konsentrat dengan kualitas baik.
"Hampir semuanya naik tapi kita gak mau menaikan harga (harga konsentrat untuk peternak sapi perah) karena kita paham anggota sedang susah seperti ini," ungkapnya.
Kendati para peternak mengalami kesulitan dalam memeroleh pakan hijauan, dia menerangkan, produksi susu sapi segar di KPSBU tidak menurun dan relatif stabil.
"(Kestabilan produksi susu sapi segar) ini memang yang menolong kami masih survive, kalau pun ada masalah-masalah masih bisa kami selesaikan dengan baik," terangnya.
Selain itu, ditegaskan Dedi, musim kemarau tidak memengaruhi terhadap kualitas susu sebab, pakan hijauan di musim kemarau kandungan airnya kecil.
"Sebab kandungan airnya kecil, sehingga ketercernaannya lebih tinggi karena kan kalau musim hujan banyak airnya, sekarang sedikit sehingga lebih bagus," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved