Menjelang Pilkada 2020, media sosial diramaikan oleh 'perang psikologi' dan klaim kemenangan bakal calon bupati. Namun pada kenyataanya sampai saat ini orang-orang yang digadang-gadang bakal bersaing di Pilkada belum mendeklarasikan diri sebagai pasangan calon bupati dan wakil bupati.
Menurut Direktur Karawang Budgeting Control (KBC), Endang Ayat, saat ini calon petahana Cellica maupun Jimmy masih terlihat galau dan belum berani menentukan pasangannya sebagai calon wakil bupati.
"Ada dua perbedaan cara pendekatan Cellica dan Jimmy dalam mencari calon wakilnya. Bahkan tidak ada koalisi partai yang melakukan deklarasi cabup dan cawabup secara terang-terangan," ungkapnya kepada Kantor Berita RMOL Jabar, Minggu (26/1).
Meski di media sosial netizen ramai-ramai mengunggulkan calon petahana Cellica Nurracahdiana, Endang menilai klaim tersebut masih terlalu dini. Baginya hasil survei yang dijadikan acuan hanya sebatas perang urat syaraf saja untuk menjatuhkan mental calon yang lain.
"Padahal pemilihan baru dilakukan pada bulan September 2020. Hasil survey itu bukan hasil akhir, sebab politik itu dinamis. Namun ketika ramai di media sosial khususnya facebook itu merupakan strategi perang psikologi saja agar lawan politik merasa kecil ketika berkontestasi dalam pilkada," ujarnya.
Jika pun hasil survei itu benar, lanjut Endang, tingkat elektabilitas 50% untuk sosok petahana (Cellica) masih jauh dari jamainan bisa menang pada saat pencoblosan. Seharusnya, kata Endang, waktu lima tahun menjadi Bupati membuat elektabilitas Cellica jauh lebih besar dari hasil survei itu.
"Prediksi angka 50% Cellica yang dirilis salah satu lembaga survei, sangatlah jauh dari harapan, karena angka tersebut diperkirakan stagnan bahkan secara bertahap bakal mengalami penurunan seiring dengan massif-nya calon-calon penantang, juga record kinerjanya yang tidak terlalu memuaskan publik," demikian Endang.
© Copyright 2024, All Rights Reserved