Perusahaan makanan khas Jepang, HokBen, membuka gerai baru di Jalan RE Abdullah, Pasir Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Gerai ini merupakan cabang ke-7 di Kota Bogor dan cabang ke-389 di seluruh Indonesia.
Keunikan gerai HokBen Gunung Batu ini terletak pada pengelolaan limbah sisa makanan yang ramah lingkungan. Limbah tersebut tidak dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) maupun Tempat Pembuangan Akhir (TPA), melainkan ditanam di dalam lubang yang terletak di area parkir.
Regional Manager PT. Eka Bogainti (HokBen), Albertus Baskara Wasista mengatakan, gerai Hokben Gunung Batu ini merupakan cabang ke-7 di Kota Bogor dan cabang ke 389 di seluruh Indonesia. Kemudian, bertambahnya cabang baru ini karena banyaknya permintaan dari costumer.
"Selain dari sisi bisnis, kita juga memperhatikan soal kebersihan. Di mana pengolahan sampah plastik mika kami bekerja sama dengan Rebricks untuk dijadikan bahan bangunan roster, yang kemudian digunakan kembali untuk di beberapa gerai Hokben di Indonesia, salah satunya di gerai ini," kata Albertus Baskara Wasista kepada wartawan, Jum'at (14/6).
Selain itu, sampah sumpit sekali pakai dikelola oleh Boolet untuk diolah kembali menjadi barang rumah tangga yang ramah lingkungan dan berkualitas. Sehingga selama 2023, sampah-sampah tersebut mampu diurai lebih dari 6 ton yang berasal dari gerai Hokben yang ada di Jabodetabek.
Dia pun menyampaikan, bahwa gerai yang baru diresmikan ini sudah mengantongi izin, pun begitu dengan gerai-gerai yang sudah berjalan di tempat lain, sehingga tidak melanggar aturan.
"Kita sudah punya cabang 389 di seluruh Indonesia, dan setiap akan membuka cabang baru kita selalu tegaskan kepada tim untuk memperhatikan soal perizinan, dan selalu tekan untuk mengurusnya sebelum di bangun. Jadi kita selalu lakukan itu," ujarnya.
Sementara itu, Lurah Pasir Jaya Giri Maya Yudistira mengatakan, gerai Hokben yang ada di wilayahnya sudah melakukan prosedur yang berlaku dan sejak awal dirinya selalu menanyakan terkait izin-izin yang harus mereka tempuh, salah satunya terkait izin buka gerai, kemudian izin soal limbah.
"Untuk limbah, ternyata mereka sudah membangun di bawah (di area parkir). Hokben ternyata berbeda, dimana pengelolaan limbahnya itu sangat sesuai dengan standarnya dan saringannya banyak," kata Yudistira.
Dia pun berharap, warganya dapat dipekerjakan sesuai keahliannya oleh pihak pengelola. Sebab, angka kemiskinan di wilayahnya mencapai 30 persen, sehingga dengan adanya tempat usaha baru di wilayahnya angka kemiskinan maupun angka pengangguran dapat berkurang.
"Mudah-mudahan dengan adanya gerai hokben, angka pengangguran semakin berkurang, sehingga perekonomiannya meningkat," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved