Plh Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Ade Afriandi buka suara soal kasus meninggal dunianya NFN (18), siswi SMK di Kabupaten Bandung Barat yang diduga dibully temannya selama 3 tahun.
Menurutnya, pihak sekolah baik negeri maupun swasta, agar mengoptimalkan peran guru Bimbingan Konseling (BK). Hal tersebut untuk mencegah dan menangani jika terjadi bully terhadap siswa-siswi di sekolah.
“Jadi secara internal, satuan pendidikan harus membuat langkah mensosialisasikan bahaya dan risiko dari perundungan dan bully atau kekerasan sesama teman sekalipun, bermain-main,” kata Ade saat dihubungi Kantor Berita RMOLJabar, Rabu (12/6).
Lebih lanjut dirinya, menyebut peran guru BK sangatlah diperlukan dalam pencegahan perudungan. Maka dari itu dirinya meminta guru BK dapat berperan sebagai 'teman' siswa di sekolah.
“Mengoptimalkan peran guru BK, kemudian ada ruang yang cukup untuk guru BK bisa melayani peserta didik apapun kondisi selama di sekolah,” lanjutnya.
Tak hanya itu menurutnya, pencegahan perundungan dan bully diperlukan peran berbagai pihak. Mereka berperan untuk memberikan pemahaman bahaya perundungan hingga konsekuensinya.
“Sosialisasi edukasi dan struktur yang melibatkan melibatkan perangkat daerah atau Stakeholder lainnya yang berkaitan dengan pencegahan perundungan,” tuturnya.
“Programnya bisa kita lengkapi dari yang sudah ada, tidak hanya lewat verbal tapi bisa menggunakan video ataupun kegiatan yang lebih menyentuh seperti kegiatan agama, seperti memberikan materi selama 3 menit untuk menyampaikan sosialisasi bahayanya perundungan setelah shalat maupun sebelum shalat,“ tutupnya. (Bagus Ismail)
© Copyright 2024, All Rights Reserved