Jajaran Komisi II DPRD Kabupaten Bekasi mengunjungi Pasar Induk Cibitung untuk memantau kondisi terkini di pasar tersebut pasca adanya konflik internal pemenang proyek revitalisasi.
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bekasi Sunandar mengatakan, kedatangannya ke lokasi pasar setelah adanya surat dari forum pedagang kepada DPRD untuk meninjau banyaknya permasalahan di pasar tersebut.
Baik itu penataan pasar yang semrawut hingga proses pelaksanaan pembangunan yang tidak sesuai Site Plant pada Perjanjian Kerjasama (PKS) antara pemerintah daerah dengan pemenang proyek revitalisasi.
"Setelah kita melakukan pengecekan ke lokasi, ternyata permasalahan parkir masih jadi kendala, banyak motor yang parkir sembarangan sehingga akses jalan di pasar tersebut menjadi menyempit," ungkapnya, Rabu (14/6).
Maka dari itu, ia meminta pemerintah daerah untuk menyelesaikan persoalan ini dengan menyiapkan lahan parkir di sekitar lokasi. Karena, pasca terjadinya konflik internal pemenang proyek yang sedang menghadapi gugatan, maka kewenangan pengelolaan pasar sudah diambil alih pemerintah daerah sampai adanya keputusan yang Incrach dari pengadilan negeri.
"Maka dari itu saya meminta pemerintah daerah untuk menyediakan lahan parkir sementara," bebernya.
Sementara Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Bekasi, Himawan Abror menambahkan, selain persoalan parkir di lokasi jalur pejalan kaki di dalam pasar juga banyak yang beralih fungsi menjadi tempat pedagang menyimpan barang dagangannya. Maka dari itu, ia meminta UPTD Pasar Induk Cibitung untuk menertibkannya.
"Kita juga meminta UPTD pasar untuk meminta pedagang tidak menggunakan jalur pejalan kaki untuk digunakan tempat menyimpan barang dagangan. Kalau perlu diberlakukan surat peringatan," ungkapnya.
Tak hanya itu, meski pemerintah daerah telah mengambilalih pasar tersebut, namun pembangunan revitalisasi di pasar tersebut masih terus berjalan. Agar tak menjadi masalah dikemudian hari, Sunandar pun meminta agar pembangunannya dihentikan sampai gugatan di pengadilan negeri selesai.
Di tempat sama, Forum Komunikasi Pedagang Pasar Induk Cibitung, Asip Damiri mengaku konflik internal pemenang lelang revitalisasi berdampak pada menurutnya omsetnya, namun begitu ia tak mau mencampuri urusan mereka.
"Kami para pedagang memang dirugikan dalam hal konflik internal pemenang proyek, tapi kami tidak ikut campur dari ranah mereka kami tidak mau mencampuri urusan itu," ungkapnya.
Pedangan yang kesehariannya berjualan jeruk ini hanya menuntut agar masalah yang ditimbulkan akibat pembangunan ini bisa segera terselesaikan, seperti masalah parkir dan sampah.
"Kami hanya menuntut para stakeholder dapat mengakomodir segala aspirasi kami yang sangat kami butuhkan saat ini. Salah satunya tempat penimbunan sampah sementara, terus juga lahan parkir yang betul-betul disiapsediakan karena menyangkut eksistensi kami berdagang disini," bebernya.
Akibat dari kesemrawutan ini, ia mengaku terjadi penurunan omset yang signifikan. Pelanggannya pun banyak yang pindah membeli barang dagangannya ke pasar induk lain.
"Kita tidak ada lahan parkir yang pasti dan mengakibatkan macet yang luar biasa, banyak pelanggan kami yang pindah ke pasar induk lain yaitu Pasar Induk Cikopo dan Kramat Jati," jelasnya.
"Pendapatan kami merosot 30 sampai 45 persen hal ini terjadi sejak kita dipindahkan ke tempat penampungan sementara. Kita memaklumi proses bangun yang menyebabkan lahan tidak memadai, tapi setidaknya saat ini ada penyelesaian masalah parkir dan sampah ini," tandasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved