Momentum pelantikan 44 anggota DPRD Kota Tasikmalaya diwarnai aksi demonstrasi oleh sejumlah mahasiswa Selasa (2/9) siang.
Para mahasiswa meminta agar anggota DPRD Kota Tasikmalaya yang terpilih mengutamakan kepentingan rakyat.
Mahasiswa dari PMII dan HMI melakukan aksi di jalan raya menuju Gedung DPRD. Massa PMII beraksi di pertigaan Simpang Jati Jalan RE Martadinata, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, sementara HMI melakukan unjuk rasa di Jalan Ibrahim Adji, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya.
Aksi kedua kelompok mahasiswa ini diwarnai Aksi Saling Dorong. Mereka tak puas karena tidak dapat menyampaikan aspirasi mereka secara langsung kepada anggota DPRD terpilih di depan gedung wakil rakyat.
Meskipun massa berusaha melanjutkan aksi mereka, mereka dihadang oleh petugas keamanan gabungan beberapa meter dari lokasi.
Saling dorong-mendorong terjadi, namun barikade petugas keamanan yang mengawal ketat pelantikan anggota DPRD terpilih tidak dapat ditembus.
Setelah beberapa kali terjadi saling dorong, para anggota DPRD terpilih akhirnya menemui kedua kelompok mahasiswa.
Anggota DPRD terpilih kemudian menyerap aspirasi massa yang menginginkan perubahan signifikan di Kota Tasikmalaya, seperti pemerataan pendidikan, optimalisasi anggaran, dan lain-lain.
Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kota Tasikmalaya, Ujang Amin, meminta evaluasi atas kegiatan sebelumnya lima tahun ke depan.
"Ya, kami meminta evaluasi ke belakang lima tahun ke depan," kata Ujang Amin.
Selain itu, para mahasiswa juga menuntut agar janji-janji politik anggota DPRD ditepati dan direalisasikan.
"Kami juga menuntut agar janji politik mereka ditunaikan," tambahnya. Ujang Amin juga
Mereka juga meminta agar ada penilaian kinerja anggota DPRD Kota Tasikmalaya dalam 100 hari kerja dan memastikan agar PR-PR tidak terbengkalai.
"Tanpa mengurangi rasa khidmat pelantikan, kami meminta agar 100 hari kerja memastikan kinerja mereka. Jangan sampai PR-PR-nya tidak tuntas," ujarnya.
Sementara itu, Pimpinan Sementara DPRD Kota Tasikmalaya, H. Aslim, menilai bahwa aksi ini merupakan bagian dari aspirasi masyarakat yang harus didengar oleh anggota DPRD Kota Tasikmalaya.
"Ini adalah bagian dari aspirasi masyarakat yang harus didengar dan diterima oleh dewan," terang H. Aslim.
Ia juga meminta maaf karena aspirasi tidak bisa dibawa ke dalam ruangan karena ruangan masih digunakan untuk pelantikan dan terdapat banyak tamu dari luar Kota Tasikmalaya.
"Namun, kami sudah menemui mereka dan menyerap aspirasi mereka untuk direalisasikan," imbuh H. Aslim.
Aksi unjuk rasa ini mendapat pengawalan ketat dari petugas gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, dan Brimob Batalyon D Pelopor Polda Jabar.
Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Joko Sulistiono, mengatakan bahwa saat pelantikan anggota DPRD, ada penyampaian pendapat dari dua elemen mahasiswa.
"Ada dua kelompok, dan alhamdulillah sudah selesai. Kedua kelompok telah berdialog dengan anggota dewan terpilih," kata AKBP Joko Sulistiono.
Meskipun aksi sempat memanas, dialog berhasil dilakukan dan situasi kembali kondusif.
Kapolres juga menjelaskan bahwa dalam pengamanan pelantikan anggota DPRD Kota Tasikmalaya, pihaknya menerjunkan 734 personel gabungan.
"Untuk rangkaian pengamanan pelantikan dewan dan kegiatan unjuk rasa ini, ada 734 personel gabungan," ucapnya.
Akses Jalan Martadinata, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, sempat ditutup sementara dan dialihkan ke jalan alternatif agar aktivitas masyarakat tetap berjalan normal.
"Kami tutup sementara dan memberikan jalan alternatif untuk menjaga kelancaran aktivitas masyarakat," tutup AKBP Joko Sulistiono.
© Copyright 2024, All Rights Reserved