Pengelolaan Apotek Pasuketan yang dikenal warga legendaris sejak 1960 di Jl. Pasuketan No.88, Kota Cirebon, mendapat sorotan. Pasalnya, saat ini tengah diambang kebangkrutan.
Kuasa hukum pemilik saham Apotek Pasuketan, Reno meminta Benjamin Setiabudi dan Juanita Sulistyo Wati, yang mengelola apotek tersebut, untuk melakukan sejumlah tindakan penting demi memperbaiki kinerja dan transparansi usaha.
"Tuntutan klien kami jelas, menjalankan putusan pengadilan Benjamin Setiabudi diwajibkan menjalankan isi putusan Perkara Nomor 16/Pdt.G/2022/PN.Cbn dengan transparansi penuh sesuai ketentuan yang berlaku," ucapnya, Senin (29/7).
Menurut Reno, Benjamin Setiabudi diminta untuk membentuk badan hukum atas nama Apotek Pasuketan di mana Indrawati Setiabudi mempunyai saham sebesar 25 persen dari aset apotek tersebut.
"Klien kami meminta laporan audit lengkap untuk tahun pembukuan 2022 dan 2023. Penurunan kinerja pengelolaan apotek Pasuketan saat ini dianggap sangat memprihatinkan. Terdapat penurunan pendapatan yang drastis," ungkapnya.
Pendapatan bagi hasil, kata Reno, pada 2021, Indrawati menerima bagi hasil sebesar Rp259 juta. Namun, angka ini turun drastis menjadi Rp 79.418.829 pada 2022 dan Rp 43.52.872 pada 2023.
"Jumlah aset apotek menurun dari Rp 1.591.368.555 pada tahun 2022 menjadi Rp 1.194.287.149 pada tahun 2023, penurunan sebesar Rp397.111.406 tanpa penjelasan dari pengelola," katanya.
Reno melanjutkan, laba juga menurun dari Rp 317.675.316 pada 2022 menjadi Rp 172.211.486 pada 2023, selisih sebesar Rp 145.463.830.
"Alasan penurunan pengelola, Benjamin Setiabudi, menyebut beberapa alasan untuk penurunan ini, termasuk preferensi masyarakat terhadap BPJS, penjualan eceran, munculnya kompetitor apotek baru, serta pengaruh penjualan online," tuturnya.
Sementara temuan di lapangan, lanjut Reno, beberapa masalah ditemukan dalam pengelolaan apotek Pasuketan, seperti stok obat-obatan yang umum sering kosong. Benjamin Setiabudi mendirikan beberapa apotek menggunakan nama apotek Pasuketan di berbagai wilayah Kota Cirebon.
"Klien kami menuntut transparansi penuh dalam pengelolaan apotek dan mengharapkan laba berjalan tahun 2024 meningkat hingga Rp 1.000.000.000. Mereka juga menggunakan seluruh hasil pembagian laba untuk kegiatan sosial atas nama Apotek Pasuketan," ujarnya.
"Demi kemajuan dan keberlanjutan Apotek Pasuketan, diharapkan tindakan nyata dari pengelola untuk memperbaiki kinerja dan transparansi usaha ini," tutupnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved