Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar mendorong sekolah untuk mengikuti dinamika zaman dengan menciptakan lingkungan yang mendukung aktivitas peserta didik, dan memiliki sarana-prasarana sekolah yang memadai lewat program Sekolah Ramah Anak.
Dengan adanya kasus pemukulan oknum guru di SMA Negeri 12 Kota Bekasi, Kepala Disdik Jabar, Dewi Sartika menegaskan, pihaknya meminta pihak sekolah meminta maaf kepada peserta didik dan melakukan mediasi antara oknum guru dan peserta didik.
"Kami terus fokus menggulirkan program peningkatan kemampuan mental baik terhadap siswa maupun pengajar atau guru," ucap Dewi di Bandung, Kamis (13/2).
Menurutnya, peristiwa tersebut sekaligus menjadi evaluasi bagi sekolah dalam memberikan hukuman kepada murid. Dewi berharap, kasus tersebut menjadi tindakan terakhir yang mencoreng dunia pendidikan di Jabar.
"Menjaga mental tentu sudah kami lakukan dengan berbagai program yang sudah dijelaskan tersebut untuk menjamin tidak adanya kekerasan lagi di kalangan pelajar. Saya tentu tidak lelah untuk mendorong para pengajar untuk menjaga mental mengajar dengan baik," katanya.
Dewi pun mengimbau, seluruh guru di Jawa Barat menciptakan suasana yang menyenangkan bagi siswa karena diyakini mampu melahirkan inovasi dan meningkatkan kreativitas siswa.
Sehingga, lanjut Dewi, peran guru hari ini tak hanya sebagai pengajar dan pemberi instruksi, melainkan juga menjadi motivator, inisiator, dan fasilitator bagi siswa.
"Siapapun gurunya, harus jadi guru yang ngeunaheun (nyaman) bagi siswa. Bisa jadi tempat curhat bila siswa sedang ada masalah, menjadi guru yang bisa diajak berdiskusi oleh anak-anak, namun tetap menjunjung etika yang harus selalu dijaga," tuturnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved