Forum RT - RW Kota Bandung melakukan pertemuan dan silaturahmi dengan bakal calon Wali Kota Bandung, Haru Suandharu, Sabtu (14/9). Pertemuan tersebut bertujuan untuk mendengarkan visi dan misi Haru Suandharu serta membahas arah pembangunan Kota Bandung ke depan
Ketua Forum RW Kota Bandung, Lili Maulana menyebut, acara tersebut bukan deklarasi dukungan, melainkan kesempatan untuk berdialog dan mendapatkan gambaran mengenai rencana calon wali kota. Pertemuan serupa jug akan dilakukan dengan bakal calon wali kota lainnya.
Dalam diskusi, Lili Maulana menyampaikan beberapa isu strategis yang menjadi perhatian di tingkat RW, termasuk kesejahteraan, pendidikan, kesehatan, dan pengelolaan sampah.
"Kami mengusulkan agar anggaran pemerintah diberikan untuk digunakan secara inovatif dalam menyelesaikan masalah sampah, karena program-program sebelumnya seperti PIPPK belum sepenuhnya efektif," ujar Lili di rumah makan Wong Solo, Kota Bandung.
Selain itu, Forum RT - RW juga menyoroti masalah pendidikan, terutama terkait sistem zonasi yang dinilai telah merugikan masyarakat. Ia berharap aspirasi tersebut dapat dijadikan catatan untuk janji kampanye calon wali kota.
Lili menekankan pentingnya karakter dan kapasitas calon pemimpin dalam menyelesaikan masalah-masalah seperti kemacetan, banjir, dan sampah. Ia berharap pemimpin ke depan dekat dengan masyarakat, dan mau mendengarkan aspirasi tanpa memposisikan diri secara eksklusif.
"Kami berharap calon wali kota bisa menjadi sosok yang dekat dengan masyarakat dan siap menyelesaikan permasalahan Kota Bandung, bukan yang hanya tampil high-class," tegas Lili.
Menyikapi hal tersebut, bakal calon Wali Kota Bandung, Haru Suandharu mengatakan santernya permasalahan yang dikeluhkan masyarakat khususnya pendidikan, menjadi fokus yang akan diurai.
Seperti mahalnya biaya masuk sekolah, khususnya swasta, yang membuat warga kurang mampu, harus memutar otak supaya anak-anaknya dapat tetap mendapatkan pendidikan yang layak.
"Harapan saya ke depan, orangtua itu ngga usah pusing untuk menyekolahkan anak-anaknya, dimana saja, yang sekolahnya dekat, baik negeri maupun swasta," ungkap Haru.
Haru mengungkap, pemerataan akses pendidikan di Kota Bandung dapat diwujudkan dengan menerapkan subsidi secara tepat sasaran untuk masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
"Yang tidak masuk negeri, lalu harus masuk swasta. Sedangkan masuk swasta kan mahal, nah yang kurang mampu itu di subsidi," sambungnya.
Selain memberikan subsidi tepat sasaran, kata Haru, pemerintah idealnya menyediakan sekolah di setiap kecamatan. Mengingat ketersediaan infrastruktur sekolah di setiap daerah, masih terbilang kurang.
"Jumlah sekolah nggak seimbang dengan jumlah siswa kan, harusnya sama. Jadi ada yang di kecamatan itu cuma ada SD-nya, cuma ada SMP-nya, cuma SMA-nya," ungkap Haru.
"Sebetulnya tugas pemerintah semua menyediakan sekolah itu. Jadi enggak ada istilah negeri swasta," tutupnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved