Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar telah melaksanakan survei tahap pertama untuk penjaringan calon wali kota se-Jawa Barat, termasuk Kota Cimahi, dengan menggunakan jasa 14 lembaga survei. Pengadaan survei ini mengacu pada surat dari DPP Partai Golkar Nomor 8-1138/GOLKAR/IV/2024 tertanggal 17 April 2024 tentang pemberitahuan tahapan penjaringan calon kepala daerah/wakil kepala daerah pada Pilkada Serentak Tahun 2024.
Perwakilan Tim Tujuh, Budi Setiawan, mengungkapkan bahwa survei tahap pertama berlangsung pada 17-20 Mei 2024 untuk calon wali kota saja. Selanjutnya, survei tahap kedua dijadwalkan pada Juni nanti untuk calon wali kota dan wakil wali kota.
"Kemudian untuk survei tahap ketiga di Agustus bakal dilakukan survei pemantapan untuk pasangan calon wali kota dan wakil yang akan diusung Golkar bersama partai koalisi," ujar Budi dalam keterangan tertulis, Rabu (28/5).
Pada tahap awal, DPD Jawa Barat memberikan rekomendasi nama calon kepada DPP sesuai dengan surat tugas. Untuk Pilkada Kota Cimahi, DPD Jabar mengusulkan tiga nama sesuai usulan dari DPD Cimahi, yaitu Ketua DPD Golkar Cimahi Ali Hasan, Rifaldi Akbar, dan Sekda Cimahi Dikdik S. Nugrahawan. Namun, DPD Jabar juga merekomendasikan nama Ngatiyana.
DPP Partai Golkar menggunakan 14 lembaga survei profesional dalam pelaksanaan survei ini, termasuk untuk Kota Cimahi yang melibatkan lembaga Poltracking Indonesia. Survei di Cimahi melibatkan 400 responden yang tersebar di tiga kecamatan, 13 kelurahan, dan lebih dari 300 RW, menggunakan metode multistage random sampling dengan margin error sekitar 4,9 persen.
"Dari survei tersebut, nama Dikdik S. Nugrahawan menempati urutan pertama dengan elektabilitas tertinggi sebesar 29,0 persen, disusul oleh Ngatiyana dengan 20,1 persen," jelas Budi.
Survei tersebut mensimulasikan empat calon dengan hasil Dikdik memperoleh 45,3 persen dan Ngatiyana 30,8 persen dalam simulasi pertama, serta 43,0 persen dan 29,8 persen dalam simulasi kedua. Pada simulasi ketiga, Dikdik memperoleh 49,9 persen dan Ngatiyana 30,8 persen.
"Sebenarnya ada nama-nama calon lain, tapi tidak kami sebutkan karena kami hanya mengusulkan dua nama, Pak Dikdik dan Pak Ngatiyana," imbuhnya.
Dalam survei simulasi dengan tiga pasangan calon, Dikdik memperoleh nilai tertinggi dengan 54,5 persen dan Ngatiyana 33,1 persen pada survei pertama, serta 46,8 persen dan 30,3 persen pada survei kedua. Dikdik tetap tertinggi dalam survei ketiga dengan 56,5 persen dan Ngatiyana 31,3 persen. Simulasi dua pasangan juga menunjukkan Dikdik tertinggi dengan 56,5 persen dan Ngatiyana 33,2 persen.
Partai Golkar mengaku bersyukur atas hasil survei yang menunjukkan calon mereka selalu tertinggi. Meski demikian, keputusan untuk mengusung calon tetap ada di tangan DPP.
"Rekom itu tetap akan dikeluarkan oleh DPP, DPD tingkat kabupaten/kota hanya mengusulkan nama. Tapi kalau melihat hasil survei, kemungkinan besar rekomendasi akan memilih Pak Dikdik," tutur Budi.
Partai Golkar mempertimbangkan mengusulkan Dikdik berdasarkan capaian kerjanya sejak menjadi staf di Pemkot Cimahi hingga menjadi Sekda dan Pj Wali Kota Cimahi. Budi juga menyampaikan bahwa komunikasi politik telah dilakukan dengan enam partai di parlemen, kecuali dengan Partai Gerindra dan PKB yang masih dalam proses.
"Insya Allah dalam waktu dekat kita akan komunikasi dengan mereka," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved