RMOLJabar. Proses lelang untuk mengisi 15 jabatan eselon II di lingkungan Pemprov Jabar berlangsung transparan. Proses lelang ini untuk mencari figur terbaik sesuai dengan kebutuhannya.
Hal tersebut disampaikan Ridwan Kamil saat ditemui di Gedung DPRD Jabar. Dia mengatakan, proses seleksi dilaksanakan secara terbuka dan independen sehingga tidak menaruh kesempatan akan adanya "orang titipan".
"Kemungkinan ada titipan itu justru kalau pemilihannya tidak dilelang. Lelang itu kan seleksi independen, panelisnya independen. Nanti baru ketika masuk seleksi tiga besar, harus ada chemistry," ucap Ridwan Kamil, Jumat (4/1).
Dirinya menilai, bahwa pemilihan secara terbuka ini merupakan jalan yang tepat untuk menyeleksi kepala OPD yang sesuai dengan kriterianya.
Selain itu, Emil, sapaan akrabnya, mengaku tidak ada preferensi pendaftar dari daerah tertentu yang diprioritaskan atau justru dihindari.
"Saya punya pilihan untuk enggak se-terbuka ini dalam memilih kepala OPD. Ini seleksinya se-Indonesia, bahwa ada yang datang dari Bandung, Bekasi, dan lain-lain, ya mangga saja," terang Emil.
Emil menjelaskan, alasannya tidak serta-merta memilih pimpinan dari kalangan Pemprov Jabar sendiri. Hal tersebut dikarenakan dia ingin membuka seluas-luasnya kemungkinan hadirnya calon pimpinan yang dapat bekerja sesuai dengan standar dan visi misinya saat ini.
"Dia bisa bersaing enggak dengan visi-misi gubernur? Kalau memaksakan harus dari pemprov-nya sendiri, nanti yang harus dikorbankan ya perubahan Jabar yang judulnya harus 'ngabret' karena alasan yang juga sebenarnya tidak sesuai aturan hukum," papar Emil.
Dia juga meyakini bahwa pemilihan terbuka adalah jalan yang paling sesuai dengan aturan berlaku.
"Aturan hukumnya kan harus terbuka. Justru jadi pertanyaan balik pada yang bertanya, kok seperti yang keberatan. Jangan-jangan ada kepentingan," tandas Emil. [gan]
© Copyright 2024, All Rights Reserved