RMOLJabar. Gerakan Pemuda Anshor Kabupaten Majalengka, kembali menggelar rapat konsolidasi organisasi, guna menindaklanjuti insiden berkibarnya bendera tauhid yang diduga milik HTI.
Ketua GP Anshor Ahmad Cece Ashpiyadi mengatakan, insiden yang terjadi pada saat perayaan tahun baru Islam harusnya tidak terjadi. Karena hal tersebut dapat menimbulkan keresahan bagi umat islam di Kabupaten Majalengka.
"Harusnya tidak boleh sampai kecolongan pemerintah tentang masalah bendera HTI, karena bisa meresahkan masyarakat," kata Ahmad, kepada Kantor Berita RMOLJabar, Sabtu (7/9).
Ahmad menambahkan, pertemuan ini dalam rangka memperkuat barisan Banser Majalengka untuk bertindak tegas menuntas semua yang berafiliasi kepada HTI.
"Saya perkuat barisan Anshor dan Banser se Kabupaten Majalengka untuk bertindak tegas terkait masalah HTI ini," jelasnya.
Pihaknya menegaskan bahwa sudah berkoordinasi dengan unsur Forkopimda Kabupaten Majalengka, mengenai masalah HTI agar tidak merusak ideologi para generasi muda Majalengka.
"Saya sudah berkoordinasi dengan unsur Forkopimda untuk membahas mengenai masalah HTI agar tidak terjangkit ideologi laham HTI yang akan merusak generasi muda Majalengka," katanya.
Dirinya pun telah menginstruksikan kepada seluruh Pengurus Cabang dan ranting Banser se Kabupaten Majalengka, agar bergerak bersama dalam menyikapi soal HTI. Karena organisasi tersebut kalau tidak disikapi secara serius akan terus mengikis persatuan dan kesatuan bangsa ini.
"Saya pastikan seluruh keluarga besar Anshor dan Banser se Kabupaten Majalengka akan turun ke jalan dengan massa yang berjumlah banyak agar semua tahu bahwa kita serius dalam menumpas semua yang berafiliasi kepada HTI, terutama di Kabupaten Majalengka ini," pungkasnya. [yud]
© Copyright 2024, All Rights Reserved