Indonesia menjadi bagian dari produksi pengetahuan dan jaringan pengetahuan dalam lingkup Asia dan dunia sejak berabad lalu.
Begitu dikatakan Guru Besar bidang sejarah dan kajian poskolonial Universitas Leiden, Prof. Marieke Bloembergen.
Menurut Marieke, dalam konteks produksi pengetahuan kolonial, Indonesia telah banyak dikaji oleh akademisi Barat. Hal ini terlihat dari munculnya kajian “Indologi” yang meneliti tentang sejarah, kebudayaan, bahasa, dan sastra dari Asia Selatan.
“Indologi tidak hanya ditujukan bagi orang Belanda yang ingin belajar tentang Indonesia, tetapi juga menjadi pencapaian akademik bagi orang Indonesia sendiri, seperti Hoesein Djajadiningrat dan Ngabehi Poerbatjaraka,” kata Prof. Marieke dalam keterangannya, Selasa (23/5).
Dalam kerangka produksi pengetahuan, meskipun masyarakat Indonesia kini mayoritas Muslim, Indonesia sangat identik dengan kebudayaan Hindu-Buddha dilihat dari penelitian sarjana Barat tentang situs budaya hingga dari benda-benda yang dibawa dan dipajang di beberapa museum di Eropa.
Hal itu menandakan bahwa pengaruh India di Indonesia sangat kuat dalam konteks warisan budaya dan diplomasi budaya. Penguatan tersebut terus dilakukan dalam bentuk diplomasi pendidikan dan penelitian antara India dan Indonesia pascakemerdekaan.
Dalam konteks lain, Prof. Marieke juga menerangkan, Indonesia memiliki “local genius” berupa sistem pengetahuan yang sudah ada jauh sebelum datangnya pengaruh asing, seperti dari India, Cina, Arab, dan Eropa.
© Copyright 2024, All Rights Reserved