Bakal calon Bupati Garut dan Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman dan Yudi Nugraha Lasminingrat dinilai sebagai paket komplit di Pemilihan Bupati (Pilbup) Garut 2024. Pasalnya, mereka dinilai bisa menjawab kebutuhan masyarakat Garut akan figur pemimpin yang berpengalaman, dekat dengan rakyat, memiliki visi baik dan tokoh agamis.
Hal itu muncul berdasarkan analisa yang dilakukan Landscape Politik Indonesia dan survei yang berkembang. Berbagai kebutuhan masyarakat Garut itu mendapatkan persentase yang cukup tinggi.
"Munculnya paket Helmi - Yudi yang dalam pemberitaan, hampir 97% dipastikan maju pada Pilbup Garut. Mereka merupakan dua sosok yang komplit dan saling melengkapi untuk memenuhi harapan masyarakat Garut berdasarkan hasil survei yang ada," kata Direktur Landscape Politik Indonesia, Asep Komarudin kepada Kantor Berita RMOLJabar, Kamis (8/8).
Askom, sapaan akrabnya menjelaskan, Helmi-Yudi adalah dua pimpinan parpol yang berbasiskan Islam. Helmi yang merupakan Ketua PKS Garut berbasis parpol Islam moderat, sedangkan Yudi yang juga Ketua PPP Garut berbasis parpol Islam tradisional.
"Ini sangat relevan mengingat masyarakat Garut yang agamis dan mendambakan sosok figur tokoh agamis pula," ujarnya.
Selain itu, lanjut Askom, Helmi-Yudi memiliki latar belakang yang berbeda, dari profesi dan pengalaman dapat saling melengkapi satu sama lain. Helmi yang memiliki latar belakang sebagai tenaga medis memiliki nafas sebagai seorang pelayan atau pengabdi dan telah berpengalaman selama 10 tahun sebagai Wakil Bupati Garut.
"Tentu sudah teruji pengalamannya untuk memimpin Garut dan sudah memahami karakteristik dan persoalan yang ada di Kabupaten Garut dan akan faham bagaimana mengurai dan menyelesaikan permasalahan yang ada di Kabupaten Garut," beber Askom.
Di sisi lain, Yudi berlatar belakang pengusaha pasti mempunyai semangat memajukan Garut dan menciptakan inovasi. Sebab maindset ekonom yang dimilikinya, dan diketahui bahwa Yudi aktif juga di berbagai organisasi usaha seperti KADIN, dirasa mampu melangkapi Helmi dari sisi bagaimana bersama membangun dan menjawab kebutuhan Garut akan peningkatan kualitas hidup masyarakat di sisi ekonomi.
"Yudi bisa membawa Garut menjadi 'Pusat Ekonomi Baru' sekaligus sebagai kota jasa yang 'Someah hade Kasemah' sehingga Garut akan menjadi kabupaten yang 'Lovabel, Liveabel dan Visitabel' daerah yang disukai dan dicintai. Daerah yang nyaman ditinggali dan daerah yang indah untuk dikunjungi," jelas Askom.
Melihat komposisi itu, Askom menilai PKS dan PPP sudah berhasil membentuk koalisi yang tepat dan paripurna dengan figur yang pas sesuai dengan harapan masyarakat Garut. Meski demikian, pasangan tersebut bukan tanpa tantangan.
"Paket Helmi - Yudi yang sudah mendekati kepastian karena sudah mengantongi rekomendasi dari masing-masing partai akan menghadapi para kontestan lain pada Pilkada Kabupaten Garut, yang juga tidak bisa di pandang rendah, bahkan mungkin akan lebih serius untuk menghadapi pasangan ini," ungkap Askom.
Dikatakan Askom, parpol lain di Garut berpotensi mendorong calon bupatinya masing-masing, mengingat mereka partai-partai pemenang dengan raihan kursi signifikan pada pemilu yang lalu. Parpol tersebut di antaranya Gerindra yang sudah memiliki kans mendorong bupatinya sendiri, karena selain memiliki 7 kursi, parpol tersebut merupakan partai pemenang pilpres hari ini yang ketua umumnya terpilih menjadi presiden.
"Gerindra dimungkinkan akan mengusung Calon Bupati sendiri, begitupun halnya partai Golkar yang rasa-rasanya dipastikan juga akan mendorong kader-kader terbaiknya atau figur yang sudah masuk menjadi bursa calon bupati untuk maju pada Pilkada Garut mendatang," paparnya.
"Itu sangat realistis mengingat Partai Golkar merupakan partai pemenang pada Pileg DPRD Kabupaten Garut dengan perolehan 8 kursi, mustahil rasanya jika Golkar tidak mendorong figur untuk menempati calon nomor 1 atau calon bupati," imbuhnya.
Terakhir ada PKB yang meraih 8 kursi dan dimungkinkan juga akan memajukan calon. Untuk sisanya, PAN yang memiliki 2 kursi, Nasdem 3 kursi, PDIP 4 kursi, dan Demokrat 4 kursi, dimungkinkan dapat mendampingi calon bupati dari ketiga partai besar tadi.
"Bukan tidak mungkin pada Pilkada Garut akan terdapat 4 poros yang berisi partai-partai besar yang mendorong kadernya maju sebagai G1, atau minimal ada 3 pasangan calon yang akan berkompetisi pada Pilkada Garut," tandasnya.
Di kesempatan terpisah, Yusa Djuyandi sebagai pengamat politik Unpad menilai, Helmi memiliki keuntungan sebagai petahana. Tinggal bagaimana mencari pasangan calon wakil yang bisa mempertahankan atau menaikan elektabilitas.
"Saya tetap melihat di Jabar itu koalisi partai Islam dan Nasionalis diperlukan, karena ceruk pemilihnya berbeda dan tidak bersinggungan. Tinggal bagaimana mengatur tugas dan tujuan bersama yang mau dicapai," kata Yusa seraya memprediksi di Garut akan ada tiga paslon.
© Copyright 2024, All Rights Reserved