Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk mulai sekolah tatap muka di zona hijau. Kondisi dengan masih upscaling seperti saat ini sangat riskan dalam bentuk kebijakan membuat relaksasi berupa pertemuan langsung dalam pendidikan.
Begitu dikatakan Ketua IDI Kabupaten Cirebon, dr. Faris kepada Kantor Berita RMOLJabar saat menanggapi kebijakan Pemprov Jabar yang memperbolehkan sejumlah sekolah di Kecamatan zona hijau melakukan KBM tatap muka.
"Salah satu prinsip dalam tata kelola wabah atau pandemi adalah menyelamatkan generasi mendatang, yang juga dalam hal ini pendidikan. Itulah kenapa di awal yang ditutup adalah pendidikan dengan berubah menjadi school from home dan merupakan salahsatu area yang terakhir dimulai," paparnya, Selasa (4/8).
Faris pun mewanti-wanti pemberlakuan mulai pendidikan luring untuk zona hijau saat era AKB, di mana perangkat kebijakan pergerakan masyarakat tidak seketat PSBB. Maka risiko perbaruan masyarakat dari warna zona beda tetap tinggi dan berhadapan dengan risiko penularan klaster atau bahkan komunitas.
"Hal paling aman kalau dari tinjauan kesehatan adalah tetap dominasi pada pendidikan daring, tentunya penguatan infrastruktur terkait pendidikan daring," ungkapnya.
Selain itu, penguatan kurikulum dengan melakukan hibridisasi capaian belajar dan protokol kesehatan. Misal, bagaimana menghadirkan cuci tangan atau pemakaian masker pada modul berhitung dan seterusnya. Relaksasi menuju pendidikan luring baiknya seiring dengan kesiapan infrastruktur protokol kesehatan.
"Tentunya Pemprov Jabar memiliki kajian risiko. Dan organisasi profesi kesehatan tetap harus melakukan sinergi dan komunikasi dengan tetap melakukan diseminasi pandangan berbasis keilmuan terkait," demikian Faris.
© Copyright 2024, All Rights Reserved