Pergerakan pasar keuangan di Tanah Air kembali diwarnai aksi jual pada hari ini, Selasa (14/5). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi 0,22?n ditutup di level 7.083,76. Sementara itu, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah 0,06% ke level 16.095 per Dolar AS.
Dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL, meskipun harga emas menunjukkan penguatan di kisaran $2.347 per ons troy, mengindikasikan kemungkinan sinyal dovish dari Gubernur Bank Sentral AS, sentimen negatif menyelimuti pasar keuangan domestik. Hal ini dipicu oleh beberapa faktor.
Pertama, meskipun data penjualan ritel Maret menunjukkan kenaikan 9,3%, namun hal ini tidak cukup kuat untuk mendorong penguatan IHSG dan Rupiah.
Kedua, pelaku pasar masih menunggu kepastian terkait arah kebijakan suku bunga The Fed dalam pidato Gubernur The Fed malam nanti. Spekulasi bahwa The Fed masih mungkin menaikkan suku bunga acuannya memicu aksi jual di pasar.
Ketiga, pasar keuangan di negara lain terpantau bergerak sideways, menunjukkan sikap wait and see sebelum rilis data inflasi dan pidato Gubernur The Fed.
Di tengah pelemahan ini, investor asing tercatat membukukan transaksi beli bersih senilai 903 miliar pada perdagangan hari ini. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat optimisme dari investor asing terhadap prospek ekonomi Indonesia.
Analis memprediksi bahwa tekanan terhadap Rupiah dapat meningkat jika Gubernur The Fed menyampaikan sinyal hawkish dalam pidatonya. Oleh karena itu, pelaku pasar akan terus mencermati perkembangan informasi terkait kebijakan The Fed dan data inflasi dalam beberapa hari ke depan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved