Demi memastikan keselamatan sopir dan penumpang Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Jabar bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung Barat melakukan ramp check. Kegiatan di hari terakhir pengecekan ini bertujuan untuk memastikan kendaraan yang digunakan laik jalan. Khususnya kendaraan besar bus.
Kabid Teknik dan Prasarana Dishub Bandung Barat, Herry Arifin mengatakan, pemeriksaan ramp check merupakan bagian dari pengawasan terhadap kelaikan operasional bus pariwisata. Khususnya, untuk memastikan keselamatan dan keamanan masyarakat diakhir momen libur panjang Waisak 2024.
"Untuk jumlah kendaraan yang diperiksa 26 bus besar, yang ada temuan hanya 1 unit bus karena uji KIR habis. Untuk kendaraan tersebut langsung dilakukan penilangan," kata Herry di Terminal Wisata Grafika Cikole, Minggu (26/5).
Terkait pemeriksaan atau ramp check, dia menyebutkan, petugas melakukan pemeriksaan dari sisi teknis dan administrasi. Untuk teknis di antaranya sistem pengereman, lampu, roda, kemudi, dan sistem penerus daya. Sedangkan sisi administrasi soal surat-surat kendaraan.
"Kegiatan ini dilaksanakan minimal setiap long weekend, apalagi yang bersifat libur nasional," ucapnya.
Jauh sebelum terjadinya kecelakaan maut Bus Trans Putra Fajar di Lembah Sari Mas, Jalan Raya Ciater, Kabupaten Subang, Sabtu, (11/5) malam, pihaknya rutin melakukan sosialisasi terkait pemenuhan standar pelayanan dan Sistem Manajemen Keselamatan (SMK).
Namun dengan keluarnya Surat Edaran Gubernur, setiap PO yang hendak melaksanakan study tour atau kegiatan yang menggunakan angkutan bus, diimbau melaksanakan ramp check.
"Bisa juga melaporkan ke tempat kami agar kendaraannya bisa diperiksa oleh petugas Dishub," jelasnya.
Pada kegiatan itu, petugas juga melakukan razia klakson telolet atau basuri. Ia menyatakan, tidak ditemukan bus yang memasang basuri. "Jika ketahuan, akan langsung dicopot," terangnya.
Sementara itu, Sopir Bus Pariwisata, Abdul (48) mengakui, masalah kecelakaan Bus Trans Putra Fajar di Jalan Raya Subang, berimbas pada penurunan jasa pengguna angkutan bus sebanyak 40 persen.
"Calon pengguna bus meng-cancel karena kejadian itu," beber Abdul.
Sebelum terjadi kecelakaan yang menewaskan rombongan siswa dan guru asal Depok tersebut, dia menyebutkan, baiknlonir panjang maupun pertengahan tahun menjadi momen pengusaha otobus untuk meraup untung dari masyarakat yang berwisata dibandingkan libur akhir tahun.
"Setelah kejadian itu, masyarakat lebih teliti mengecek kondisi bus sebelum keberangkatan, kalau kendaraannya kurang laik, mereka batal menyewa," singgungnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved