Orang yang terjebak dalam dunia judi online (judol) dipastikan tidak akan pernah pernah bisa menang dan cepat kaya. Pasalnya permainan judol sudah disetting agar yang bermain kalah.
Begitu disampaikan Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Tomsi Tohir saat rapat koordinasi (Rakor) Forum Inspektur Daerah Seluruh Indonesia (FIDSI) 2024, di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin malam (29/7).
Menurut Tomsi sesuai data yang diterimanya, ada ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) terjerumus ke dalam lubang judi online. Ia pun mengimbau ASN yang masih muda untuk segera meninggalkannya.
"Tadi saya bilang ke Pak Bey, banyak enggak ASN yang main judi online? Banyak pak. Ada 800-an. Namanya lawan komputer, enggak akan mungkin menang," ucapnya.
"ASN terutama yang masih muda, sedini mungkin untuk menghindari judol. Lantaran sama sekali tidak menguntungkan, bahkan membahayakan bagi pemainnya,” imbuhnya.
Tomsi menambahkan, permainan jodul telah disetting agar sang pemain ketagihan dengan cara diberikan dulu kemenangan awal.
"Waktu di level satu dia menang. Kemudian naik ke level dua, 50 menang 50 kalah. Begitu naik ke level tiga sudah menjadi kecanduan kalah mulu," ucapnya.
Maka dari itu, dirinya akan terus berusaha mengingatkan agar ASN tidak lagi mengulangi perbuatan tersebut, serta melakukan pencegahan
"Kemudian bekerjasama dengan teman-teman (PPATK), sehingga setiap ada temuan-temuan itu keliatan nama-namanya siapa yang main, itu kelihatan. Kenapa? karena itu berkaitan dengan pembayaran melalui rekening, itu termasuk daripada bagian koordinasi kita untuk mengawasi teman-teman ASN," ucapnya.
Tidak hanya itu, Tomsi juga turut mengingatkan para pimpinan dan inspektur daerah supaya lebih peka terhadap aktivitas negatif yang menjadi tren saat ini. Salah satunya adalah hubungan terlarang antar ASN, yang dapat terjadi akibat pertemuan dan komunikasi intens antara mereka.
"Perlu kita beri peringatan. Setiap hari ketemu, lama-lama tiba-tiba ada hubungan (selingkuh). Ini juga harus diwaspadai," imbuhnya.
Lebih lanjut dirinya meminta agar pimpinan dan inspektur daerah dapat segera mengambil tindakan apabila ada informasi yang kurang baik.
"Jangan sungkan memanggil. Yang penting dengan cara baik. Menasehati dengan cara baik dan tidak gaduh. Keberanian dan kecepatan kita memanggil itu, itulah akan mengurangi frekuensi-frekuensi pelanggaran yang ada. Tapi kalau diam pasti begitu ya, terus lupa bahwa kita ini bertanggungjawab terhadap teman-teman kita," tandasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved