Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat (Disparbud Jabar) menyiapkan sejumlah strategi untuk mencegah terjadinya klaster Covid-19 dari pengunjung wisata saat libur Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah atau Lebaran 2021.
Kepala Disparbud Jabar, Dedi Taufik mengaku sudah menggelar rapat khusus secara virtual pada pertengahan pekan bersama kepala dinas pariwisata di 27 kota kabupaten serta tim dari JDS.
Ia menyebut, ada beberapa langkah yang disiapkan dalam mengantisipasi lonjakan jumlah pengunjung di 108 destinasi wisata unggulan di Jabar. Yaitu dengan menguatkan penjagaan kapasitas kunjungan wisatawan, melakukan tes antigen, mengoptimalkan gugus tugas.
“Selain itu, menyosialisasikan protokol kesehatan, menjaga CHSE serta memberlakukan ujicoba mass tracing QR code di destinasi wisata untuk memudahkan melacak kontak erat dan mengetahui kapasitas serta kepadatan pengunjung di lokasi destinasi wisata,” ucap Dedi, Minggu (2/5).
Dedi mengatakan, pergerakan masyarakat di libur lebaran ini dibatasi secara aglomerasi wilayah, yaitu hanya bisa bergerak di dalam wilayah tertentu. Untuk wilayah Jabar terdiri dari aglomerasi Jabodetabek dan Bandung Raya.
"Artinya, masyarakat boleh bergerak di wilayah Kota Bandung, Kabupaten Bandung, KBB, dan Kota Cimahi itupun tentu dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang ketat yaitu dengan penerapan 3M," katanya.
Ia berharap, semua Kepala Dinas Pariwisata di seluruh Kabupaten/Kota se-Jawa Barat dapat berkomitmen bersama untuk mengedepankan keselamatan masyarakat dari pandemi Covid-19 sejalan dengan adagium ‘SALUS POPULI SUPREMA LEXESTO’ yaitu Keselamatan Rakyat adalah Hukum yang tertinggi.
"Kita harus mengedepankan keselamatan rakyat dan tidak ada klaster baru di libur panjang ini. Harus menjadi komitmen bersama, tidak hanya dari dinas kabupaten dan kota, tapi juga dengan para pelaku wisata," tuturnya.
Selain itu, pelaksanaan rapid tes antigen baik waktu dan lokasi akan dilakukan bersama dengan divisi pencegahan Covid-19 Jabar dengan SDM di lapangan dibantu oleh Dinkes kab/kota yang dikordinasikan oleh para kadis pariwisata kabupaten/kota.
"Kuncinya kapasitas harus terjaga. Kita semua sepakat kapasitas wisata hanya 50 persen. Edukasi harus diketatkan dan diinformasikan. Kita juga lakukan sosialisasi ke tempat wisata untuk prokes, gugus tugas, dan kapasitas pengunjung," tandasya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved