Aparatur Sipil Negara (ASN) kerap mengalami gangguan mental emosional menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Ganguan tersebut sering dimanfaatkan oleh calon kepala daerah (Cakada).
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengungkapkan, dari 100 ASN ada enam orang yang error, dalam artian mengalami gangguan mental emosional. Pengidap gangguan mental ringan bisa jadi dari kalangan guru, dokter, dan lain-lain.
"Artinya, sangat mungkin terdapat ASN yang error, termasuk dalam masa pilkada ini," ucapnya, Senin (21/9).
Hasto sadar posisi para Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) rawan mendapat ajakan atau penggiringan. Ia mengimbau agar seluruh ASN di lingkungan BKKBN untuk senantiasa bijak dalam menyikapi situasi politik di daerah.
"Jangan sampai seorang ASN BKKBN tergoda iming-iming dari Cakada," ujarnya.
Menurutnya, imbauan tersebut bukan sekadar ceramah, namun merupakan testimoni dari orang yang pernah menjadi kepala daerah. Hal itu disampaikan bukan dari hasil membaca, akan tetapi dirinya sebagai pelaku di lapangan.
"Ketika kita jadi bupati dipilih dari perut demokrasi. ASN lahir dari perut birokrasi. Sehingga, antara kepala daerah dan kepala daerah dua ‘binatang’ beda spesies," tuturnya.
Ia menganalogikan kepala daerah dengan ASN sebagai kebo dengan sapi yang sama melayani publik, tapi beda asal muasalnya. Sapi dan kebo sama-sama punya kaki empat, namun sapi dan kebo tidak bisa kawin.
"Ketika kawin, tidak akan punya anak. Sehingga profesional saja sebagai kebo atau sebagai sapi," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved