Pembelaran Tatap Muka (PTM) kembali dijalani para pelajar di Kabupaten Subang setelah lebih dari satu tahun belajar dari rumah akibat dampak pandemi Covid-19. Namun, mereka tetap memiliki hambatan akibat rusaknya akses menuju sekolah.
Para pelajar baik SD maupun SMP harus rela menyeberangi sungai untuk bisa ikuti pelajaran dan beraktifitas. Sebab, jembatan gantung yang menjadi akses mereka terputus lantaran air sungai meluap hingga 7 meter, saat musim hujan tahun 2020 hingga April 2021 lalu.
Jembatan gantung penghubung Kampung Empangsari dan Dusun Krajan II Desa Tanjungsari Timur tersebut hampir satu tahun rusak dan tak kunjung diperbaiki pemerintah.
Kepala Desa Tanjungsari Timur, Ahmad mengaku sudah berkomunikasi dengan Bupati Subang Ruhimat. Menurutnya pembangunan jembatan baru akan dimulai beberapa bulan ke depan atau di akhir tahun 2021.
"Kami sudah melakukan konfirmasi langsung ke pihak Kabupaten Subang sejak awal mula putus jembatan untuk perbaikannya. Alhamdulillah dapat apresiasi Bupati Subang Ruhimat saat kunjungan kerja, ke Desa Mekarsari, Kamis (23/9) lalu, senilai, kurang lebih Rp300 juta," ujar Ahmad, Rabu (29/9).
Ahmad menjelaskan, rencana pembangunan jembatan sampai hari ini masih diurus. Bahkan sudah dibuatkan prosedurnya, mulai dari gambar dan lain sebagainya.
"Sampai saat ini, perkembangannya lebih baik. Artinya, pihak PUPR sangat serius akan memberikan bantuan. Siap dilaksanakan mudah-mudahan tahun ini," lanjutnya.
Sementara untuk dana yang akan digunakan untuk membangun jembatan gantung, terang Ahmad, hingga saat ini masih dalam tahap pengajuan.
"Belum, dana itu masih dalam tahap proses, ini ada anggaran dari perubahan. Perencanaan bulan ini akan ditetapkan. Intinya tahun ini beliau janji mengeluarkan dana itu," tutup Ahmad.
Sementara itu, warga Dusun Krajan II RT 12 RW 01, Ndit (51) berharap, jembatan gantung yang hanyut akibat luapan sungai segera diperbaiki Pemerintah Kabupaten Subang.
"Khawatir, jembatan ini suka dipakai anak-anak sekolah, saat berangkat ke sekolah dan ngaji, mereka melewati jembatan ini. Sekarang hanya menggunakan ban dan papan serta tali tambang untuk bisa menyebrang," tutur Ndit.
Jembatan ini, lanjut Ndit, dipakai juga untuk aktifitas warga pergi ke sawah dan ngangkut padi. Namun, sekarang harus memutar jalan yang cukup jauh sehingga menghambat waktu.
"Iya ini udah tujuh bulanan lah, kurang lebih. Sejak Februari 2021," tutup Ndit.
© Copyright 2024, All Rights Reserved