Penghentian paksa kegiatan Koalisi Aksi Menyelematkan Indonesia (KAMI) terjadi di Surabaya pada Senin (28/9) kemarin. Kehadiran presidium KAMI yang juga mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo mendapat penolakan karena dianggap berbahaya.
Menyikapi persoalan tersebut, Wakil Ketua MPR RI, Jazilul Fawaid menyebut, mungkin apa yang dikampanyekan Gatot Nurmantyo bersama KAMI dinilai tidak semua benar, sehingga berujung pada penolakan.
"Ya itu fakta di lapangan, bahwa mungkin apa yang disampaikan Pak Gatot itu benar tapi tidak semuanya benar," kata Jazilul, dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (29/9).
Politisi senior PKB tersebut menilai gerakan yang diusung KAMI mungkin saja benar, namun tidak bisa memaksa masyarakat untuk menerima keberadaan mereka. Dia menekankan agar KAMI tidak merasa benar sendiri.
"KAMI kan gerakan moral, mungkin saja ada yang benar tapi tidak semua akan menerima. Intinya jangan sampai benar sendiri lah, kalau dalam satu negara sendiri kan tidak boleh benar sendiri, ingin menyelamatkan sendiri," katanya.
"Toh semua kita yang ada di sini ingin menyelamatkan bangsa ini. Siapa yang ingin bangsa ini terjerumus kan tidak ada? Kalau misalnya ada penolakan ya itulah demokrasi," imbuhnya.
Jazilul meminta agar masyarakat bergotong royong bangkit bersama di tengah situasi krisis Covid-19 saat ini dengan tidak mengedepankan ego sektoral.
"Masyarakat kan ini juga tahu hari-hari sulit seperti ini menghendaki keakraban, kesalinggotongroyongan antar semua elemen bangsa. Kalau kritis itu dianggap memecah belah pasti masyarakat juga akan nolak," katanya.
Dia berharap agar seluruh elemen masyarakat bersikap dewasa dalam menghadapi situasi krisis dan tidak saling menyalahkan satu sama lain.
"Saya berharap kejadian ini menjadi pelajaran lah bagi kita semua. Agar kita bersikap dewasa dalam membangun bangsa ini," tutup Jazilul Fawaid.
© Copyright 2024, All Rights Reserved