Lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai KOPI) menilai terdapat beberapa tokoh yang didorong oleh istana sebagai penerus Presiden Jokowi. Tokoh yang berpotensi melanjutkan kebijakan-kebijakan Jokowi dapat berasal dari menteri maupun orang terdekat.
Pendiri Kedai KOPI, Hendri Satrio mengatakan, di beberapa negara terdapat upaya untuk melanggengkan kekuasaan melalui calon antara. Ia menciptakan, Singapura yang memiliki mantan Perdana Menteri, Goh Cok Tong yang didapuk untuk mengisi pemerintahan sebelum anak Lee Kuan Yew dinyatakan siap.
Oleh karena itu, ia menilai jika Capres tahun 2024 berasal dari istana, maka hipotesa tersebut perlu digunakan. Sehingga, dapat dikatakan bahwa terdapat satu tokoh yang mengisi dua periode Presiden hingga Gibran Rakabuming Raka dinyatakan siap menjadi Capres.
"Tokoh tersebut memang disiapkan untuk melanjutkan kebijakan-kebijakan Jokowi. Sehingga saat Wali Kota Solo itu siap menjadi Presiden RI tidak akan mempersulit ke depannya," kata Hendri dalam Obrolan Bareng Bang Ruslan bertajuk Membaca Capres Istana dan Non Istana yang diselenggarakan oleh Kantor Berita RMOL.ID, Selasa (6/4).
Ia menilai tokoh tersebut bisa dari kalangan menteri atau orang dekat Jokowi yang nanti pada waktunya akan didorong untuk memiliki tiket untuk melanjutkan kebijakan-kebijakan. Saat ini, banyak pihak yang berspekulasi terkait Capres 2024 dari istana mulai dari Menteri Pertahanan, Prabowo; Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, bahkan Menteri BUMN, Erick Tohir.
"Tapi menurut saya bukan ketiga tokoh tersebut tetapi nama-nama yang sudah lama bersama Pak Jokowi sejak periode pertama," ucap pengamat komunikasi politik itu.
Adapun nama yang dimaksud yakni, Menteri Sekretaris Negara ,Pratikno; Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi; Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama; Menteri Luar Negeri, Retno Lestari Priansari Marsudi; hingga Menteri Riset dan Teknologi, Bambang Brodjonegoro. Apabila teori Capres asal istana benar terjadi, maka akan tidak akan jauh dari orang dekat Joko Widodo sejak periode pertama.
Kendati demikian, Hendri menilai perjalanan pencalonan Presiden maupun Wakil Presiden sebaiknya jangan seperti mengunjungi restoran cepat saji dalam artian nama familiar yang dimunculkan. Ia menganalogikan pencalonan Presiden maupun Wakil Presiden layaknya mengunjungi warteg yang menyederhanakan segala macam makanan.
"Kita pilih saja, kita mau yang mana, yang anti korupsi ada, mau yang berlatar belakang atlet ada," tukasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved