Membangun kemandirian pangan gula konsumsi membutuhkan penguatan ekosistem gula secara modern. Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi. Menurutnya, kunci utama terletak pada semangat petani tebu rakyat dalam menanam dan memproduksi gula.
"Penguatan ekosistem gula nasional harus dimulai dari hulu, yaitu bersama petani tebu rakyat," jelas Arief di Jakarta, Jumat (5/7). "Dengan harga yang baik, petani akan termotivasi untuk meningkatkan produksi. Ini akan menguntungkan semua pihak, petani senang, pabrik gula semakin modern, dan kebutuhan gula nasional pun terpenuhi."
Baru-baru ini, Arief mengunjungi Pabrik Gula (PG) Krebet Baru di Malang, Jawa Timur, untuk meninjau proses produksi gula. Ia menegaskan komitmen Bapanas dalam mendukung penguatan ekosistem gula nasional, termasuk menjaga harga yang menguntungkan petani.
"Upaya ini membuahkan hasil. Produksi gula nasional pada tahun 2022 mencapai 2,4 juta ton, dengan 63% berasal dari perkebunan rakyat," kata Arief. "Ini menunjukkan bahwa kemitraan antara pemerintah dan petani tebu rakyat sangatlah penting."
Statistik Gula Nasional:
Total produksi: 2,4 juta ton
Kontribusi:
Petani rakyat: 63%
Perkebunan swasta: 27%
Perkebunan besar negara: 10%
Kemandirian gula konsumsi bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan kerjasama semua pihak, terutama petani tebu rakyat. Dengan membangun ekosistem gula yang modern dan saling menguntungkan, Indonesia dapat mencapai swasembada gula dan memenuhi kebutuhan rakyatnya secara berkelanjutan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved