Penempatan lokasi karantina buat Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan diprotes dan dapat cibiran dari sebagian pihak. Ada yang menilai terlalu dekat dengan pemukiman penduduk dan berpotensi menularkan virus Corona kepada lebih banyak orang.
Pihak Kementerian Kesehatan menolak mentah-mentah pandang tersebut dan mengklaim langkah pemerintah tersebut sudah tepat.
"Yang nanggapi sudah pernah ke sini belum? Ya jarak terdekat itu 8 km itu menurut Anda dekat atau jauh? Kemudian virus ini nularnya pakai apa? Percikan ludah, dahak orang sakit. Ada nggak orang batuk 8 km langsung sampai? Nah, iya artinya nggak logis kan," kata Sekretaris Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan dr Achmad Yurianto di Gedung Kemenkes Jakarta, seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Senin (3/2)
Kementerian Kesehatan memastikan tempat karantina Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan memiliki fasilitas yang terjamin kelayakannya.
Sekitar 237 WNI menempati Hanggar Lanud Raden Sadjad Kab Natuna, Kepulauan Riau, selama masa karantina. Mereka semua dipantau kesehatannya oleh 9 dokter selama 14 hari, serta terdapat 70 tenaga kesehatan yang juga turut memantau lingkungan sekitar lokasi observasi.
"Ya, bukan Rumah Sakit. Kalau orang sakit masukan RS, kalau orang sehat ya masuk rumah sehat. Ini semua orang sehat kok," dr Yurianto.
Menanggapi kekhawatiran masyarakat Natuna yang tak mau terpapar virus Corona dari para WNI dari Wuhan, Dirjen P2P Kementerian Kesehatan RI, dr Anung Sugihantono,, menjelaskan bahwa pemilihan Natuna sebagai lokasi observasi merupakan kebijakan pemerintah. Sementara dari pihak Kemenkes menyediakan pelayanannya.
"Kami dari Kemenkes memberikan persiapan pelayanan, tapi tentu pemerintah punya pertimbangan-pertimbangan, karena masalah waktu, jumlah, dan persoalan kedaruratannya sendiri," terangnya dalam konperensi pers terkait wabah virus corona 2019-nCoV.
Ada banyak opsi yang tadinya disiapkan, tapi kemudian pemerintah memilih Natuna sebagai tempat observasi kesehatan selama masa karantina. Untuk konsep kekarantinaan yang dilakukan, menurut Anung, mengobservasi dan bukan membatasi.
"Dan dalam tatanan observasi, pemahaman, dan pengetahuan terhadap mekanisme penularan itulah yang menjadi bahan perhatian kita," kata Anung.
Mengenai penularan, Anung memastikan, jarak lokasi karantina dengan perumahan warga cukup jauh. "Nah, jarak yang saat ini ada, cukup jauh. Virus ini tidak terlalu kuat bertahan di udara, karena itulah yang kemudian kita yakini," jelasnya..
© Copyright 2024, All Rights Reserved