Bupati Bandung Barat, Hengky Kurniawan turut prihatin sejak awal tahun 2023 sampai terjadi dua kali kasus keracunan warga di Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Kendati demikian, peristiwa keracunan massal terbaru di Kampung Cijengkol RT 05, Desa Wangunsari, Kecamatan Lembang, pada Minggu (26/2) lalu belum dinaikan statusnya sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Padahal, musibah tersebut menimpa lebih dari 178 warga.
Bupati Bandung Barat, Hengky Kurniawan mengatakan, pada awal tahun ini, sudah dua kejadian keracunan massal terjadi di KBB. Kejadian keracunan pertama menimpa warga Gununghalu pada Sabtu (11/2) lalu dan kejadian keracunan kedua menimpa warga Wangunsari Lembang pada Minggu (26/2).
"Atas nama pribadi dan juga pemerintahan daerah saya mengucapkan prihatin atas dua kejadian yang terjadi di dua bulan terakhir ini," ucap Hengky saat menjenguk pasien keracunan massal di RSUD Lembang, Selasa (28/2) sore.
Sebagai upaya penanganan para korban keracunan yang diduga akibat menyantap hidangan hajatan di Kampung Cijengkol, Wangunsari Lembang, dia menuturkan, Dinas Kesehatan KBB telah melakukan upaya cepat, selain menggandeng pemerintahan desa untuk membangun Posko Darurat, pemerintahan daerah KBB juga telah membawa pasien keracunan yang kondisinya parah ke RSUD Lembang.
"Sebagian sudah bisa kembali ke rumah, sebagian kondisinya sudah pulih, dan hari ini yang masih mengalami diare dan pusing atau demam kita rawat disini (RSUD Lembang)," ujarnya.
Diakui Hengky, pihaknya belum mengetahui secara pasti penyebab utama keracunan massal. Sebab, hasil lab sampel makanan yang dibawa ke Labkesda Provinsi Jabar belum keluar.
"Kita belum tahu hasil lab yang ini, intinya saya sudah minta Pak Dirut memberikan pelayanan yang terbaik, ini kejadian luar biasa yang kedua kalinya mudah-mudahan tidak terulang lagi," ungkapnya.
Untuk kasus keracunan massal di Gununghalu, dia membeberkan, penyebab utamanya adalah air yang dipergunakan untuk memasak dan mencuci beras yang tidak bersih.
"Ini prediksi saya saja ya, (untuk case keracunan massal di Wangunsari Lembang) kalau kita terkait jamban komunal itu sudah hampir merata, anggaran kita untuk jamban komunal dan sanitasi itu kita perbanyak, saya khawatir mungkin ada yang masih kebiasaan buang air di sungai atau kolam sehingga airnya ada kumannya atau apa. Pada intinya kita sama-sama jaga kebersihan lah," tuturnya.
Disinggung soal penetapan status KLB untuk case keracunan di Wangunsari Lembang, dia menyampaikan, pihaknya belum bisa menetapkan peristiwa keracunan tersebut ke dalam status KLB.
"Kalau kita lihat yang parah, dirawat ada enam orang dan yang di observasi ada enam orang, jadi total ada 12 orang dan itu kita tunggu nanti dari BPBD apakah nanti kita tetapkan statusnya menjadi KLB atau tetap masih kita tangani secara cepat," katanya.
"Kita pastikan hasil labnya tiga hari ke depan, apakah dari nasinya sama kesimpulan hasil akhirnya dari air kurang bersih untuk mencuci beras mungkin, ada upaya-upaya kita untuk ke depannya apakah sosialisasi kebersihan atau mungkin ada intervensi khusus bagi daerah-daerah yang memang kondisinya perlu support," paparnya.
Ditegaskan Hengky, warga yang tertimpa musibah keracunan tidak perlu khawatir untuk masalah biaya pengobatan karena, pihaknya telah menanggung keseluruhan biayanya.
"Full kita tanggung, yang diluar RSUD Lembang masih berobat jalan tadi saya sampaikan ke Pak Dirut untuk dibantu untuk diberikan vitamin. Kalau yang dirawat full kita biayai sampai sembuh," pungkasnya. (Alvin Iskandar)
© Copyright 2024, All Rights Reserved