Mundurnya Mohamad Luthfi dari jabatan Direktur RSUD Waled menimbulkan spekulasi liar bagi publik Kabupaten Cirebon. Tidak sedikit yang menduga Lutfhi mundur berkaitan dengan kontestasi Pilkada 2024 hingga isu klaim fiktif atau kecurangan (fraud) ke BPJS Kesehatan.
Kendati begitu, Mohamad Luthfi memastikan keputusan dirinya mundur tidak ada kaitannya dengan Pilkada, apalagi isu klaim fiktif BPJS Kesehatan yang kini tengah digarap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Tidak ada tekanan politik tawaran calon wakil (Imron-Ayu) pada pemilihan bupati Cirebon dan di RSUD Waled tidak ada fraud pasien fiktif BPJS Kesehatan,” kata Luthfi ditemui di salah satu Resto Batik di bilangan Tengahtani, Cirebon, Kamis (1/8).
Luthfi yang menjabat Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jabar tersebut menegaskan keputusannya mundur dari jabatan struktural sebagai direktur RSUD Waled tidak lain untuk fokus memberikan pelayanan medis pada pasien penderita kanker dan cuci darah.
“Rencana mundur dari manajemen sebagai Direktur RS sudah dari jauh-jauh hari, Saya sebagai satu-satunya dokter spesialis dan konsultan medik hematology dan onkology ingin fokus memberikan pelayanan medis dan pendidikan,” ujar Luthfi.
Selama menjabat Direktur RSUD Waled, Luthfi mengaku tidak bisa maksimal memberikan pelayanan medis kepada pasien rujukan pengidap kanker dan cuci darah dari sejumlah RS dari wilayah Priangan Timur seperti Ciamis dan sekitarnya.
“Saya tidak ingin mengecewakan pasien-pasien rujukan dari wilayah Priangan Timur dan Ciayumajakuning,” tutup Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Gunung Jati (FK UGJ) Cirebon tersebut.
© Copyright 2024, All Rights Reserved