RMOLJabar. GM PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Nusa Tenggara Timur (NTT) Ignatius Rendoyoko optimistis rasio elektrifikasi di wilayah tersebut akan bergerak menuju 100 persen. Namun, semua itu akan memanfaatkan energi surya melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Pasalnya, kondisi rasio elektrifikasi di NTT yang saat ini telah mencapai 73,72%, telah meningkat dari tahun lalu yang baru mencapai 62%. Pihak Perusahaan Listrik Nasional (PLN) ingin mengoptimalkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) di wilayah tersebut.
Pengerjaan projek PLTS di NTT dilakukan melalui peggunaan bidang lahan tanah yang tidak lagi produktif, sehingga nilai ekonomisnya akan bisa terkonversi melalui aplikasi PLTS.
"Saya berharap program pembangunan yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dapat didukung oleh semua pihak," kata dia, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Senin (9/16).
Di sisi lain, ia menyoroti tingkat literasi kaum milenial di Provinsi NTT mencapai 1,8%. Untuk itu, pihaknya berkomitmen melanjutkan berbagai program corporate social responsibililty (CSR) di bidang pendidikan.
"Para putra daerah ini akan mampu memiliki pengalaman yang berbeda, dalam mengenyam pendidikan, baik di dalam dan juga sampai ke mancanegara," tutur mantan Dubes Argentina untuk Indonesia ini.
Menurut Direktur Human Capital Management (HCM) PT (Persero) PLN Muhamad Ali, di era disrupsi dan revolusi industry 4.0 terdapat tantangan tersendiri bagi pengelolaan sumber daya manusia di setiap organisasi.
Sementara dalam rangka pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, pihaknya juga membutuhkan SDM yang kompeten untuk memastikan, bisnis ketenagalistrikan dapat berjalan dengan baik dalam rangka melayani kebutuhan masyarakat.
Tidak hanya dari sisi hardskill, namun softskill juga diperlukan agar memiliki kematangan emosional dan sosial dalam dunia kerja.
"Saat ini lebih dari Rp9 miliar sudah investasi yang tertanam pada enam pembangunan sumber EBT meliputi PLTP panas bumi, PLTMH mikro hidro; PLTS tenaga surya; dan PLTB tenaga bayu. Melalui sinergi dengan pemerintah desa, maka pelaksanaan program Tim Percepatan Listrik Pedesaan terlaksana dengan baik," katanya.
Peningkatan rasio elektrifikasi di Bumi Flobamora tersebut, salah satunya juga memerlukan dukungan dan pembangunan dari SDM berkompetensi yang dihasilkan melalui pelaksanaan program vokasi dengan sejumlah SMKN di wilayah Kupang dan Maumere yang terlaksana sejak tahun 2018.
"PLN juga melaksanakan sejumlah program rekrutmen, baik untuk jenjang SMK, S1/D4 selama empat tahun berturut-turut, serta melakukan program kerja sama program D3 dengan Politeknik Negeri Kupang," terangnya.
Sebagai BUMN, lembaga ini juga menyediakan tempat untuk melaksanakan program kerja lapangan (PKL) dan magang bagi berbagai SMK dan SMU, serta menjadi lokasi tempat riset penelitian bagi universitas di lingkungan PLN.
Adapun sejumlah pengembangan SDM di NTT diakukan melalui program leader create leader pegawai UIW NTT dengan kader asli NTT, yang saat ini telah terealisasi sebanyak 14 dari 18 angkatan yang rencananya berlangsung sampai 31 Desember 2019.
Ada juga pengembangan keahlian sertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP); program riset kerjasama dengan Universitas Nusa Cendana, program pengembangan kompetensi keahlian kabel laut dengan ITB untuk melistriki Kepulauan di Labuan Bajo dengan sistem kabel laut, serta upaya memaksimalkan pemberdayaan putra daerah NTT di PLN. [yud]
© Copyright 2024, All Rights Reserved