Data Bappenas mencatat positivity rate nasional saat ini sebesar 18 persen, sedangkan standar positivity rate dari WHO yakni di bawah 5 persen. Angka ini masih jauh dari standar yang dikeluarkan oleh WHO.
Hal itu disampaikan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam Rapat Terbatas Persiapan Pelaksanaan Vaksin Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang berlangsung via video konferensi pada Senin, (28/9).
"Jumlah kasus semakin banyak, seiring dengan jumlah tes yang semakin banyak. Artinya jumlah tes harus lebih banyak lagi, karena ada kemungkinan kasus Covid-19 yang banyak belum teridentifikasi,” ucap Menteri.
Mengenai perkembangan program PEN, Menteri Suharso melihat realisasi untuk sektor kesehatan baru mencapai 23,7 persen. Untuk itu perlu didorong kembali realisasi sektor kesehatan, terutama untuk peningkatan kapasitas testing.
Menteri Suharso juga menyampaikan sejumlah rekomendasi serta tindakan yang perlu dilakukan untuk upaya penyelamatan. Pemerintah perlu melakukan tindakan yang extraordinary.
"Pemerintah perlu melakukan tindakan yang extraordinary seperti mengerahkan upaya karantina kasus positif dan pengujian (testing) Covid-19 secara masif, melaksanakan penegakan hukum secara intensif untuk protokol kesehatan masyarakat, mengambil langkah-langkah untuk peningkatan permintaan domestik secara efektif, serta melakukan kerjasama dengan negara lain dalam mengembangkan pengobatan dan vaksin,” imbuh Menteri.
Terakhir dalam Ratas tersebut, Menteri PPN memberikan sejumlah catatan yakni menindaklanjuti pidato Presiden saat Sidang Umum PBB, bahwa ketersediaan vaksin Covid-19 akan menjadi game changer dalam perang global dalam melawan pandemi Covid-19.
"Perlunya pertimbangan transmisi virus yang cepat, diperlukan kecepatan untuk melakukan tes massal karena mengingat positivity rate di Indonesia masih sangat tinggi,” ujar Menteri Suharso usai mengikuti Ratas seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL.
© Copyright 2024, All Rights Reserved