Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Karawang, Fitra Hergyana mengumumkan jika Kabupaten Karawang masih berada dalam level zona kuning.
Merujuk pada surat dari Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat tentang Hasil Evaluasi Tingkat Kewaspadaan Covid-19 serta Evaluasi Kinerja GTPP Kabupaten/Kota, wilayah Karawang ditetapkan pada level 3 (warna kuning) yang artinya cukup berat.
Dari hasil penghitungan level kewaspadaan didasarkan pada 8 indikator. Di antaranya laju ODP per daerah, laju PDP, laju kesembuhan, laju kematian, laju reproduksi Covid-19, laju transmisi, laju pergerakan/kemacetan, dan risiko biografis.
"Hal ini menunjukan bahwa Kabupaten Karawang tidak sepenuhnya sudah aman dari resiko penularan Covid-19," ungkap Fitra, saat konferensi pers, Jumat (3/7).
Secara nasional, terang Fitra, kasus positif Covid-19 per tanggal 2 Juli bertambah 1.624 kasus, akumulasi total kasus menjadi 59.394. Angka tersebut merupakan rekor tertinggi dari kasus Covid-19 yang pernah terjadi di Indonesia.
"Berdasarkan data dan fakta, Covid-19 masih menjadi persoalan besar yang harus kita atasi dengan serius," ujarnya.
Dengan perilaku baru seperti social dan physical distancing, penggunaan masker, cuci tangan sesering mungkin adalah kondisi yang akan membentuk kultur baru masyarakat dan dapat mencegah penularan Covid-19.
"Bagi pasien sembuh Covid-19 juga tetap harus mematuhi protokol kesehatan karena potensi terjangkit atau terinfeksi kembali masih sangat mungkin terjadi," singkatnya.
Gugus Tugas Covid-19 Karawang saat ini sedang memberlakukan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), di mana aktivitas masyarakat, dan perekonomian kembali dibuka secara bertahap. Kondisi saat ini menuntut semua pihak untuk bisa beradaptasi dan menerapkan kultur baru yang sama sekali berbeda dengan kondisi pra-pandemi.
Selain itu, beber Fitra, Gugus Tugas Covid-19 Karawang senantiasa melakukan evaluasi dan monitoring paska diterapkannya AKB atau new normal di Kabupaten Karawang.
"Perlu dipahami bahwa saat ini kondisi yang terjadi amat dinamis, jadi penanganan yang akan diambil nantinya menyesuaikan dengan kondisi terkini yang terjadi di lapangan, tentu saja berdasar kepada data-data keilmuan dan masukan dari para ahli," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved