Mengelola wakaf bukan hanya soal keikhlasan, tapi juga membutuhkan jiwa entrepreneur. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Prof. Dr. M. Nuh dalam pelantikan Pengurus Perwakilan BWI Jawa Barat periode 2023-2026 di Gedung Sate, Bandung (9/3).
"Mengurus wakaf tak bisa biasa-biasa saja. Harus ada sentuhan entrepreneur dan pemanfaatan teknologi untuk lompatan luar biasa," kata Nuh, mantan Menteri Pendidikan Nasional.
Sosialisasi BWI pun perlu digencarkan karena banyak yang belum memahami perbedaan wakaf dan zakat. "Wakaf tak boleh dibagi langsung, tapi diolah dulu. Pengurusnya (nadzir) boleh dapat 10% dan harus berjiwa entrepreneur. Baik hati saja tak cukup," jelas Nuh.
Potensi wakaf luar biasa. Contohnya, tanah wakaf Habib asal Aceh di dekat Masjidilharam diubah jadi hotel dan menghasilkan Rp 5 juta untuk setiap orang Aceh yang pergi haji.
Nuh pun menceritakan pengalamannya saat menjadi Mendiknas. Dana abadi LPDP senilai Rp 16 triliun dihasilkan dari menyisihkan Rp 4 triliun setiap tahun. Dari situ, Rp 1 triliun digunakan untuk menyekolahkan anak-anak Indonesia di dalam dan luar negeri.
"Kalau Pemprov Jabar punya sisa anggaran (Silpa), sisakan 25% untuk dana abadi. Bisa digunakan untuk entaskan kemiskinan, meningkatkan kualitas pendidikan dan kebudayaan," usul Nuh.
Acara ini dihadiri pula oleh Direktur Pemberdayaan Wakaf dan Zakat Kemenag RI Prof. Dr. H. Waryono, Kakanwil Kemenag Jabar, dan pejabat Pemprov Jabar. Acara dilanjutkan dengan pemberian penghargaan dan launching program Wakaf Uang.
Pengelola acara: Senggang Organizer Bandung (PT BAP) di bawah pimpinan Yuda Oktavianto.
© Copyright 2024, All Rights Reserved