Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) harus berpikir dengan matang ketika akan memutuskan Ridwan Kamil maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta. Ibarat dua sisi mata uang, ada untung dan rugi yang akan menyertai Golkar dan PKS.
Akademisi Universitas Padjajaran (Unpad), Yusa Djuyandi mengatakan, surat rekomendasi Partai Gerindra terhadap Ridwan Kamil alias Kang Emil tidak serta membuatnya mulus ke Pilgub Jakarta. Mengingat bicara Kang Emil kembali lagi tergantung Golkar.
"Kalau Golkar misalkan mau mendukung Gerindra ini akan menjadi suatu keuntungan (bagi Gerindra). Cuman siapa yang akan menjadi wakilnya Emil di Jakarta," kata Yusa kepada Kantor Berita RMOLJabar, Minggu (23/6).
Yusa mengungkapkan, informasinya PKS menjadi salah satu partai yang diajak untuk menjadi wakilnya Kang Emil di Jakarta. Namun, ketika PKS mengusung eks Gubernur Jawa Barat itu, siap-siap harus mendapat cap kurang baik dari publik.
"Anggaplah dapat wakil Kang Emil, orang akan mencap PKS partai yang pragmatis. Ini nggak bagus," ujar Direktur Eksekutif Polsight itu.
Menurut Yusa, politik dampaknya tidak hanya satu dua bulan melainkan bisa 5 tahun ke depan. Konsistensi PKS bakal diuji di Pilgub Jakarta jika ingin tetap dilihat positif di mata masyarakat.
"Saya kira peluang Kang Emil di Jakarta, tanpa PKS, okeh-okeh aja, tetap bagus, tinggal bagaimana nantinya Kang Emil perlu kalau misalnya PKS gak jadi ke Kang Emil, Kang Emil mungkin dengan partai koalisinya Gerindra dan Golkar mencari wakil yang tepat untuk DKI Jakarta," ucapnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved