DALAM kesedihan ditinggalkan bulan agung disertai penyesalan karena belum mengisi dengan sebenar-benar dan sepenuh amalan dihari-hari penuh berkahnya, kini kita dihadapkan tantangan memasuki bulan syawal dan seterusnya. Doa kita, semoga Allah Ta’ala panjangkan usia kita untuk bertemu lagi bulan Agung, bulan suci Ramadhan di tahun depan.
Saat bulan suci Ramadhan sekalipun seakan dilewati begitu saja, sedikit banyak tentu ada semangat peningkatan ruhani kita. Saat syetan-syetan dibelenggu dengan puasa kita, seolah kekuatan untuk bermaksiat kepada Allah SWT jauh berkurang. Ketaatan pun meningkat, kita punya semangat shalat berjamaah ke masjid, bersedekah, membantu sesama, menjaga lidah dan perbuatan, shalat malam, memperbanyak doa, membaca alquran. Bagaimana setelah bulan suci Ramadhan berlalu ? Apakah kita akan back to basic hidup as usual ? Hidup biasa lagi seperti bulan-bulan dan hari-hari sebelum bulan suci Ramadhan?
Sungguh disayangkan jika setelah ditempa selama satu bulan, kemudian semua yang kita lakukan hilang begitu saja bukan ? Saya tidak tahu persis apa resep yang jitu supaya kita tetap semangat menjalankan ibadah dan amalan seperti bulan suci Ramadhan. Ini menjadi pe er†kita bersama, mari kita gali dan cari atau bertanya pada para kyai sebelum terlanjur kita kembali pada kehidupan normal†lagi. Sebelum kita melupakan semangat ruhaniah yang kita miliki selama bulan suci Ramadhan, karena kesibukan kita dan segala urusan yang menghadang di depan mata.
Di tengah-tengah kegalauan itu, saya mendapatkan pencerahan (terimakasih Ustadz, rahimallahu wa lidayk), sabda Rasulullah saw:†al limanu nishfaan, nishfun fis sabri. Wa nishfun fis syukri.†Iman itu ada dua bagian. Setengahnya pada sabar. Setengahnya lagi pada syukur (Tuhan al-‘Uqul 47).
Sabar dan syukur. Sederhananya sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah SWT, sabar untuk tidak bermaksiat kepada Allah dan sabar dalam menghadapi cobaan. Sabar dalam ketaatan, misalnya sabar dalam membaca alquran, jika selama bulan suci Ramadhan kita khatam sekali atau beberapa kali, bisakah kita bersabar juga mengkhatamkan bacaan alquran kita ? Jika kita gali tentu akan sangat panjang membahas ini. Tetapi secara gamblang Allah berfiman, innallaha ma as shaabiriin, Allah bersama orang-orang yang sabar (QS Al baqarah : 153)
Syukur, saya meyakini bahwa dalam Islam tidak ada ruang buat kita untuk mengeluh. Bagaimana pun kondisi kita patut untuk senantiasa bersyukur. Tidak mudah memang untuk melakukan ini. Mari kita latihan. Bahwa apapun yang kita terima semuanya dari Allah SWT. Dan apapun yang menimpa kita, selalu ada bagian yang akan kita sadari bahwa semuanya ada nikmat dan kasih sayang Allah Ta’ala serta Rasullah saw. Jika tidak sekarang hikmah itu didapatkan, insya Allah cepat atau lambat kita akan menyadarinya. Inna ma’al ‘usri yusran, bersama kesulitan ada kemudahan (QS Al Insyirah: 6). Dan jika kita beryukur Allah SWT akan tambah nikmat kita (QS Ibrahim :7).
Mari kita jadikan sabar dan syukur sebagai senjata kita menjalani kehidupan kedepan, hingga kita dipertemukan kembali dengan tamu Agung itu. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita untuk senantiasa bersabar dan bersyukur. (JTS, 2 syawal 1440)
Oleh: Joko Trio Suroso
© Copyright 2024, All Rights Reserved