Ketegasan sosok Prabowo mulai dirindukan setelah kedaulatan bangsa terusik di Natuna. Apalagi, sikap tegas Ketum Partai Gerindra itu pada nasionalisme kerap ditunjukkan saat kampanye Pilpres 2019.
Jabatan Menteri Pertahanan RI yang saat ini diemban Prabowo pun dinilai sebagai momen tepat dalam mempertahankan kedaulatan bangsa. Banyak yang meminta Prabowo bertindak tegas ketika kedaulatan bangsa di Natuna, Kepulauan Riau diusik China.
"Pak Prabowo kami mendambakan kegarangan bapak ketika nasionalisme dan kedaulatan bangsa terusik," ujar Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi, di Purwakarta, Sabtu (04/01).
Dedi mengatakan, mempertahankan wilayah perairan dengan tujuan menjaga kedaulatan serta melindungi seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya adalah kewajiban sebuah negara. Dirinya menilai, persahabatan dengan pemerintah China adalah hubungan kesetaraan.
"Karena setara itu, ketika ada kekayaan yang diambil, sikapnya bukan lagi perundingan, melainkan tindakan tegas," ucap Dedi.
Namun, bukan tindakan berdasarkan pendekatan militer, melainkan secara sipil yang dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Menurutnya, penenggelaman kapal pencuri ikan yang dilakukan Susi Pudjiastuti saat menjadi Menteri KKP adalah metodologi tepat dalam menegakkan aturan kelautan.
"Kalau tujuannya melindungi kekayaan ikan kita, sebenarnya metodologi yang dipakai Bu Susi cukup merepotkan pencuri ikan. Karena yang dihadapi adalah nelayan, bukan tentara. Yang harus diterapkan adalah aturan kelautan, dan tenggelamkan kapal itu efektif," kata Dedi.
Berkaitan kedaulatan bangsa, pelanggaran keamanan dan batas negara, tentu yang harus dilakukan adalah sikap tegas dan tanpa kompromi dari Kementerian Pertahanan. "Dan itu sudah disebutkan oleh Komisi I bahwa harus ada tindakan tegas tanpa kompromi," kata politisi Partai Golkar tersebut.
Tidak Ada Alibi Beragam
Dedi menegaskan, saat ini semua pihak tidak usah lagi membuat alibi beragam. Pasalnya, kasus kapal nelayan China yang dikawal militer negara harus melalui pendekatanan kedua, yakni tindakan militer demi perlindungan keamanan dan kedaulatan negara. "Kalau perlindungan keamanan, tak ada kompromi. Sikap tegas. Karena itu kedaulutan negara," kata dia.
Dedi pun menyindir sikap pemerintah dengan analogi tetangga atau sahabat yang mencuri barang berharga. "Kita punya rumah dengan kekayaan televisi, uang, dan emas. Kemudian kita punya sahabat atau tetangga yang ambil uang kita tanpa izin. Apakah sebagai kepala keluarga lantas ngobrol gini, ya sudah enggak apa-apa, nanti kita bicarakan dulu, kan itu sahabat papah, mungkin enggak? Nah itu saja," kata Dedi.
Dedi menyatakan, kedaulatan negara tidak bisa ditukar dengan urusan lain dan harus disikapi dengan ketegasan. "Kalau kita punya tetangga banyak bantu kita, atau kerja sama usaha, bukan investasi ya. Lalu istri kita diambil dia, rela enggak? Lebih baik kita miskin daripada harga diri terinjak," ujarnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved