Ketersedian Minyak Goreng (migor) Kita di Jabar kini mulai sulit ditemukan. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) menduga adanya penimbunan Migor Kita yang dilakukan para pelaku usaha yang mengakibatkan kelangkaan.
Kepala Disperindag Jabar, Iendra Sofyan menjelaskan, penyebab pasti kelangkaan Migor Kita ini dalam tahapan penyelidikan. Namun, potensi penimbunan disinyalir menjadi penyebab utama atas kelangkaan yang terjadi.
"Penyebab kelangkaan Minyak Kita ini kami selidiki kan masih belum masif di Jabar masih ada di beberapa kabupaten," jelas Iendra di Gedung Sate, Selasa (31/1).
Iendra menilai ketersedian Migor Kita seharusnya tidak terkendala apa pun. Sebab, sepengetahuan Iendra dari segi produksi tidak mengalami persoalan yang serius apalagi kspor bahan bakunya sudah mulai membaik.
"Tadi saya bilang kalau sisi produksi menurut saya aman, karena sistem untuk ekspor berjalan. Namun, ini yang ditengah ini para pelaku usaha," tuturnya.
Lebih lanjut, Iendra menjelaskan, Satgas Pangan Polda Jabar memiliki kewenangan penuh dalam hal ini. Akan tetapi, jika terdapat praktik penimbunan polisi juga tidak akan langsung memberikan sangsi tegas, melainkan bertahap.
"Jika ada penimbunan tidak langsung ke hukum, tapi kita minta segera dikeluarkan dan dijual ke masyarakat. Kalau sudah tiga kali itu langsung ada penindakan," lanjutnya.
Sebelumnya, Salah satu penjual migor di Pasar Kosambi, Cecep (37) mengungkapkan, sejak dua bulan yang lalu para pedagang tidak mendapatkan pasokan Minyak Kita. Sejumlah pembeli di Pasar Kosambi juga banyak yang menanyakan Minyak Kita.
"Minyak kita udah langka dari dua bulan kebelakang. Karena stok di pabriknya. Dari konsumen, banyak yang nanyain terus produk Minyak Kita. Di pabriknya kan sudah gak ada. Jadi ada kelangkaan," ungkap Cecep.
Tak hanya langka, Minyak Kita pun mengalami kenaikan harga sejak beberapa bulan kemarin. Awalnya, harga Minyak Kita berada di Rp14 ribu naik menjadi Rp15 sampai Rp16 ribu. Akhirnya, warga banyak berpindah ke minyak curah dibandingkan Minyak Kita.
Pembeli Minyak Kita, Heni Marlina (49) menyebutkan, ia kesulitan mencari Minyak Kita. Akhirnya, ia terpaksa membeli minyak dengan merek lain dan lebih mahal.
"Sekarang cari Minyak Kita susah banget. Nyari di setiap toko juga pada kosong, supermarket juga kosong. Harapannya ada lagi ya supaya kita bisa membelinya dengan gampang pengeluaran juga lebih sedikit," ujar Heni.
© Copyright 2024, All Rights Reserved