Minyak goreng murah bersubsidi dengan merek kemasan ‘Minyak Kita’ saat ini mengalami kelangkan sejak beberapa pekan yang lalu.
Namun, di Kelurahan Sukanagara, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya, sejumlah emak-emak yang tergabung dalam Bank Sampah Puspasari, memiliki inovasi yaitu mengolah minyak goreng bekas atau minyak jelantah untuk dijadikan bahan bakar jenis biogas.
Selain itu, bank sampah ini juga menampung minyak jelantah bisa ditukar dengan uang.
Dengan adanya uang dari minyak jelantah itu sejumlah ibu rumah tangga di kampung tersebut bisa membeli minyak goreng non subsidi yang harganya berbeda dengan minyak goreng subsidi yang dipasok Pemerintah.
Tidak hanya jadikan biogas dan ditukar dengan uang, warga sekitar yang menyetorkan minyak jelantah ini juga bisa ditukar dengan sabun cuci piring.
Ketua Penggerak Bank Sampah Pupasari, Mimin Sunaryati mengatakan, dengan adanya inovasi itu masyarakat terutama ibu rumah tangga bisa menghasilkan nilai yang cukup ekonomis.
"Ya saat ini minyak subsidi sulit didapat, jadi kita memanfaatkan minyak jelantah untuk ditabung di bank sampah agar menghasilkan banyak biogas, dan juga menghasil uang bisa ditukar dengan sabun cuci piring," ujar Mimin kepada wartawan, Kamis (9/2).
Berdasarkan pantauan di kampung tersebut, terlihat sejumlah masyarakat terutam emak-emak antusias menukarkan minyak jelantah. Bahkan, dalam kurun waktu satu minggu Bank Sampah Puspasari ini bisa menampung minyak jelantah sebanyak satu jerigen.
"Ya lumanya Banyak pak minggu kemarin saja sudah nyampai satu jerigen. Ada yang diambil uangnya, ada yang biogasnya ada juga yang ditabung. Di sini kan ada tabungan khusus," terangnya.
Sementara itu, Camat Purbaratu, Kota Tasikmalaya, Yogi Subarkah mengapresiasi langkah emak-emak yang tergabung dalam Bank Sampah Puspasari dalam rangka penanggulangan sampah dengan memanfaatkan limbah rumah tangga, menjadi nilai perekonomian.
"Ya kita Alhamdulilah mungkin ini juga bentuk kita dalam rangka penanggulangan sampah, dalam memanfaatkan limbah rumah tangga yang bisa dimanfaatkan. Seperti minyak ini, kan bisa manfaatkan juga masih ada yang menampung, ini juga bisa menambah perekonomian ibu-ibu di daerah setempat," terang Mantan Kabid Tibum dan Tranmas Pol PP Kota Tasikmalaya itu.
Yogi menambahkan, dalam satu minggu sekali ia dan warganya rutin menyetorkan minyak jelantah dan sampah organik yang bisa diolah.
"Jadi ini sebenarnya kegiatan rutin dari Bank Sampah Puspasari. Setiap minggu kita seperti ini, jadi masyarakat termasuk juga aparatur setiap minggu kita setor ada minyak jelantah, juga mungkin sampah- sampah anorganik yang bisa diolah kembali," Jelasnya.
Namun demikian ia berharap, dengan adanya bank sampah seperti ini bisa menjadi alternatif pengolahan limbah rumah tangga yang bisa diselesaikan di wilayah masing - masing.
"Ya kita berharap dengan pengolahan limbah rumah tangga juga bisa diselesaiakan di wilayah masing-masing, mungkin tidak menjadi beban juga ke TPA Ciangir yang berada di Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved