Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) akan membentuk forum MPR sedunia atau Forum for Consultation Assembly. Forum itu nantinya diproyeksikan menjadi medium untuk MPR atau lembaga sejenis dari negara lain agar ikut serta dalam menyelesaikan persoalan global.
"Kami baru saja selesai upacara pembukaan dari Konferensi MPR sedunia yang alhamdulillah diikuti oleh 14 negara dan Indonesia, jadi 15 ditambah organisasi internasional PUIC (Parliamentary Union of the OIC Member States atau Uni Parlemen Negara Anggota OKI, Liga Muslim sedunia," kata Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo di depan Gedung Merdeka, Kota Bandung, Selasa (25/10).
Pertemuan dilakukan dengan tujuan untuk menyerukan antiperang dan menjunjung tinggi perdamaian dunia yang abadi serta mempererat hubungan dengan seluruh negara di dunia.
Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid menerangkan, dasar pembentukan forum itu yakni kelembagaan sejenis MPR seperti Majelis Syuro, Dewan Syuro dan lainnya belum terwadahi secara maksimal di forum parlemen internasional. Walaupun secara prinsip lembaga parlemen dunia sudah terbentuk seperti MPR atau lembaga parlemen yang eksis, legal, dan konstitusional.
"Yang terwadahi di sana hanya lembaga perwakilan rakyat, majelis rendah dan sebagainya," terang Hidayat.
Oleh karena itu, dibutuhkan satu forum yang bisa mengoptimalkan dan memaksimalkan peran lembaga keparlemenan di dalam kerja diplomasi parlemen. Sehingga, pembahasan untuk mewujudkan perdamaian dunia, solusi lingkungan hidup, perubahan iklim, dan dampak Covid-19 dapat lebih maksimal.
"Forum ini bukan untuk menegasikan keberadaan lembaga yang sudah ada atau duplikasi. Tadi Sekjen PUIC (Cheikh Mouhamed Khouraichi Niass) mendukung, Pak Mahfud MD juga mendukung dan mengharapkan forum ini bisa sukses," ujarnya.
Dengan begitu, ia berharap Indonesia sebagai inisiator dalam berkontribusi lebih lanjut untuk memberikan solusi atas isu-isu global. Sehingga, ke depannya nama Indonesia semakin harum di kancah internasional.
"Dengan dipilihnya Kota Bandung sangat menyemangati pimpinan MPR atau lembaga sejenis untuk ikut merasakan aura dan membuat sejarah (dengan historical walk) bersama Indonesia," sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Basarah mengungkapkan, pembentukan forum ini tidaktidak dimaksudkan untuk menduplikasi forum parlemen dunia yang sudah ada seperti PUIC atau lainnya.
Akan tetapi, forum ini dikhususkan untuk membentuk forum parlemen dunia yang memiliki kekhasan yaitu lembaga MPR atau nama sejenis lain yang dimiliki masing-masing negara.
"Kenapa disebut sedunia karena forum ini bersifat inklusif tidak eksklusif, bahwa hari ini yang hadir adalah lembaga MPR dunia yang berasal dari negara OKI (Organisasi Kerja sama Islam) dan PUIC karena baru awal. Jadi ke depan forum ini khusus untuk lembaga MPR di negara dunia dan bersifat terbuka tidak hanya sebatas negara Islam," ungkap Basarah.
Timbalan Speaker Dewan Negara Malaysia, Mohamad Ali menilai pertemuan ini menjadi sangat penting untuk menggulirkan kerja sama antar negara Islam utamanya.
"Kita melihat permasalahan yang utama bagaimana negara-negara Islam boleh dalam satu kata untuk kita membantu satu sama lain di samping mungkin ada negara-negara Islam yang agak terkesan dalam peperangan seperti di Palestine. Dan kita dengan adanya konferensi atau perjumpaan seperti ini akan ada satu musyawarah dan akhirnya kita boleh membela di antara dari satu sama lain," tutup Ali.
© Copyright 2024, All Rights Reserved