Pernyataan Sekretaris Jendral PDIP, Hasto Kristiyanto, yang seolah memustahilkan terjadinya koalisi Demokrat dengan PDI Perjuangan di Pemilu dan Pilpres 2024 tidak didasarkan pemikiran yang jernih.
Menurut Direktur Eksekutif Indostrategic, A. Khoirul Umam, sikap Hasto sering terlalu bawa perasaan (Baper) kalau bicara soal Partai Demokrat. Khoirul menyarankan agar kekalahan yang dialami Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam Pilpres 2004 dan 2009 cukup menjadi kenangan saja.
“Argumen Hasto sebenarnya tidak berdasar. Hasto hanya ingin membangun front politik untuk menghindari koalisi dengan Demokrat karena alasan emosional masa lalu," ujar Khoirul Umam dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Senin (31/5).
"Kalau ingin berdemokrasi secara matang, sikap baper (karena kekalahan) masa lalu itu sebaiknya dihindari," sambungnya.
Khoirul Umam mengatakan, tidak ada salahnya PDIP berkoalisi dengan Partai Demokrat karena kedua partai itu memiliki banyak kesamaan.
Pemerintahan Presiden Joko Widodo yang merupakan petugas partai banteng saat ini, misalnya, dalam menghadapi pandemi Covid-19 menggunakan salah satu peninggalan penting pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, yakni bantuan sosial.
Oleh karena itu, Khoirul Umam menyarankan PDIP agar lebih bijaksana dalam berdemokrasi dengan membuka peluang koalisi tanpa membuat tembok pembatas seperti yang dinyatakan Hasto
"Untuk masa depan demokrasi yang lebih baik, PDIP sebaiknya terbuka berkoalisi dengan partai manapun, yang punya visi, misi dan cara pandang kebangsaan yang sama, termasuk dengan Demokrat," tandasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved