Partai Nasdem tidak sreg dengan amar putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menyatakan Pemilu tetap dilakukan serentak, baik pemilihan DPR, DPD dan Presiden.
"Kami sebenarnya ingin Pileg dan Pilpres itu dipisah," kata Sekretaris Fraksi Nasdem, Saan Mustopa dilansir kantor Berita RMOL, Jumat (28/2).
Menurut Ketua DPW Partai Nasdem Jabar itu, Pemilu 2019 lalu yang menyisakan sejumlah catatan seharusnya menjadi bahan pembelajaran di Pemilu yang akan datang. Terlebih saat Pemilu 2019, Pilpres dan Pileg diserentakkan, korban jiwa terenggut akibat kelelahan.
"Berdasarkan pengalaman kemarin, di mana Pileg dan Pilpres digabung, ada lima kotak suara, tingkat kerumitannya begitu besar. Juga menghabiskan energi yang luar biasa, kelelahan dan sebagainya," ujar Saan Mustopa.
Atas dasar itu, Fraksi Nasdem mengusulkan beberapa dari enam alternatif putusan MK soal keserentakan Pemilu tersebut. Antara lain dengan model kotak suara nasional dan lokal untuk Pileg sekaligus Pilpres.
"Walaupun tidak sesuai dengan yang kami harapkan, karena kami ingin dua tahap Pileg dan Pilpres (dipisahkan), kami tetap melihat modelnya nasional lokal. Itu yang paling mungkin," tutur Anggota parlemen dari Karawangi tersebut.
"Jadi, nasional ada 3 kotak suara, ada DPR DPD dan Pilpres. Di daerah ada 4 kotak suara nanti itu ada Gubernur, Bupati, Walikota terus DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. Itu mungkin yang relatif lebih bisa dipertimbangkan," demikian Saan Mustopa.
© Copyright 2024, All Rights Reserved