Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bandung Barat (KBB) dari Fraksi Partai Gerindra, Sundaya memilih mencalonkan diri sebagai bakal calon (balon) bupati melalui jalur perseorangan pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Keputusan Sundaya menuai kontroversi mengingat dirinya merupakan kader Gerindra KBB.
Ketua DPC Partai Gerindra, Pipih Supriati mengaku tidak dapat mengambil kesimpulan dari langkah Sundaya yang memilih mencalon diri melalui jalur perseorangan. Namun, pihaknya sudah berkoordinasi dengan DPD dan DPP Gerindra.
"Saya sudah menyerahkannya ke partai, termasuk ke DPD Provinsi Jawa Barat juga langsung tembusan ke DPP," singkat Pipih saat ditemui usai deklarasi di Sekretariat DPC Partai Gerindra, Desa Padalarang, Kecamatan Padalarang, KBB, Rabu (30/7).
Keputusan Sundaya maju melalui jalur perseorangan bersama Aa Maulana diduga karena tidak mendapat surat rekomendasi dari DPP Partai Gerindra. Padahal sebelumnya, Sundaya telah menyatakan kesiapannya maju di Pilkada Serentak KBB 2024.
"Intinya ya, bagaimana ke depan termasuk Partai Gerindra sesuai harapan kader partai, termasuk yang hakikinya harapan masyarakat bahwa Gerindra di KBB betul-betul bisa mewarnai dan memberikan kehidupan yang lebih lebih luas dan bermanfaat bagi masyarakat KBB," ungkap Sundaya saat ditemui, Senin (6/5).
Berdasarkan pantauan RMOLJabar, Sundaya tidak hadir saat Gerindra mendeklarasikan dukungan untuk balon Bupati Bandung Barat, Tb Ardi Januar, di Sekretariat DPC Partai Gerindra KBB.
Sementara Wakil Ketua DPC Partai Gerindra Jabar, Daddy Rohanady menyinggung, selama masih kader partai seharusnya Sundaya mencalonkan melalui Gerindra. Artinya, fungsi partai sebagai kendaraan harus digunakan.
"Kalau dia dari jalur perseorangan, apakah dia terpilih 2024-2029? Kalau dia tidak terpilih kembali?," singgung Daddy, Sabtu, (18/5) lalu.
Polemik lainnya, untuk bisa mendaftar ke KPU, Sundaya diduga melakukan pencatutan identitas warga.
Warga Kampung Pabuaran, RT 01/11, Desa Rancapanggung, Kecamatan Cililin, Eti Nurbaeti mengakui, dirinya tidak pernah memberikan data pribadinya bagi Paslon Sundaya dan wakilnya, Aa Maulana.
"Saya tidak merasa memberikan apapun. Apalagi KTP," ucap Eti saat dihubungi Kantor Berita RMOLJabar, Minggu, (7/7).
Adanya pengambilan data pribadinya tanpa izin, dia menyatakan, dirinya merasa dirugikan.
"Ya, dirugikan karena kan saya tidak mendukung dan jujur saya tidak dapat apa-apa karena saya gak mau mendukung," tegasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved