Wabah sindrom pernapasan akut Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang menyebabkan penyakit Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) tak hanya menjadi tantangan bagi para dokter dan juga apoteker, tapi menjadi tantangan bagi dunia farmasi.
Demikian disampaikan Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) Cimahi, Prof. Hikmahanto Juwana, saat membuka kegiatan Webinar yang digelar Fakultas Farmasi Universitas Achmad Yani bekerjasama dengan Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Jawa Barat dengan tema 'Tantangan Industri Farmasi Pada Era Pandemik COVID-19', Sabtu (4/7).
"Pandemi COVID-19 membuat dunia farmasi menghadapi tantangan besar. Tetapi dalam tantangan itu tentunya selalu ada opportunity (kesempatan) yang besar," kata Prof. Hikmahanto.
"Opportunity yang kaitannya dengan komersial, opportunity untuk kemanusiaan, ini yang sebenarnya menjadi sangat-sangat penting (dibandingkan aspek komersial), dan juga opportunity untuk menyelematkan dunia di tengah krisis akibat pandemi COVID-19 ini," tambahnya.
Meski sejumlah negara sudah mulai bisa mengendalikan COVID-19, namun kata Hikmahanto, tugas berat masih harus dikerjakan oleh dunia farmasi. Sebab saat ini vaksin ataupun obat untuk COVID-19 yang betul-betul efektif dan secara sah diakui WHO belum ditemukan.
Meski demikian, hampir seluruh negara mulai menerapkan Adaptasi Kebiasaan Baru atau AKB, termasuk Indonesia. Sebab masyarakat tidak bisa terus diam di rumah.
Untuk itu, beber dia, masyarakat harus tetap mentaati protokol kesehatan seperti tetap memakai masker, jaga jarak, dan mencuci tangan.
Berdasarkan banyak penelitian, COVID-19 bisa dilawan dan tak mudah menyerang kepada mereka yang memiliki imunitas atau pertahanan tubuh yang baik. Untuk itu diharapkan masyarakat bisa terus menjaga imunitas tubuh agar tetap kuat.
"Dalam rangka meningkatkan imunitas, industri farmasi mempunyai harapan yang sebelumnya tak terpikirkan. Dunia farmasi sangat dibutuhkan masyarakat. Sekarang ini sejumlah negara terus berupaya mencari vaksin yang efektif untuk COVID-19, termasuk Indonesia," paparnya.
"Perusahaan-perusahaan farmasi sedang berlomba menemukan vaksin, karena dengan vaksin ini harapannya new normal ini bisa kembali ke situasi normal (seperti sebelum pandemi)," jelasnya.
Selain dia, dalam diskusi ini menghadirkan para narasumber yang berkompeten di bidang farmasi, ini menjadi bukti bahwa Universitas Achmad Yani komitmen ikut berkontribusi dalam penanganan COVID-19 di Indonesia, terutama di Jawa Barat.
Melalui kegiatan webinar yang dilaksanakan dalam rangka Dies Natalis ke-30 Universitas Jenderal Achmad Yani Bandung, diharapkan muncul pemikiran, ide-ide dan masukan yang berguna dalam rangka penanggulangan pandemi COVID-19. Bahkan, melalui kajian akademis, baik yang sifatnya penelitian maupun teoritis.
Adapun narasumber yang dihadirkan dalam Webinar ini adalah Dr. Fikri Alatas, M.Si.,Apt (Wakil Dekan I Fakultas Farmasi Unjani); Apt. Ariyono W. Ardi Drs., M.M (Ketua Himpunan Seminar Farmasi Industri Ikatan Apoteker Indonesia); Apt. Anton Hidayat, S.Si., M.M (Praktisi Farmasi Industri/Alumni Farmasi Unjani); dan Apt. Ario Genipa Suhendi, S.Si, M.M. Sementara moderator Apt. Faizal Hermanto, M.Si (Wakil Dekan III Fakultas Farmasi Unjani).
© Copyright 2024, All Rights Reserved